“… tidak seorang pun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang bijaksana akan memahaminya.” (Dan. 12:10)

Banyak hal tidak diketahui dan tidak dapat dipahami oleh manusia. Namun, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, tabir rahasia yang menyelimuti alam semesta dan kehidupan sedikit demi sedikit mulai terungkap. Kita yang hidup sekarang sangat beruntung, sebab dapat menikmati perubahan dalam berbagai bidang. Hidup manusia sekarang semakin mudah, semakin cepat dan nyaman. Pengetahuan tentang alam semesta dan kehidupan semakin dalam dan luas.

Namun, untuk urusan iman dan keselamatan tetap ada yang tidak pernah berubah. Di hadapan Allah hanya ada dua kelompok manusia sejak dulu sampai selama-lamanya, yaitu orang fasik dan orang bijaksana. Orang fasik akan tetap berlaku fasik, tidak akan pernah memahami rencana Allah dalam hidupnya. Hanya orang bijaksana yang dapat memahami maksud dan rencana Allah dalam hidup ini.

Iman ternyata bukan sekadar percaya kepada Allah yang hidup. Iman juga seperti “kacamata.” Melalui kacamata iman, kita dapat melihat dan memahami setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup ini. Tanpa iman, kita seperti orang yang memiliki mata, tetapi buta; memiliki telinga, tetapi tuli; mempunyai hati, tetapi tidak mengerti. Di mata Tuhan menjadi bijak bukan hanya pandai dan cerdas. Firman Tuhan berkata, “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan” (Ams. 1:7). Berbahagialah jika kita takut akan Tuhan, sebab kita disebut orang bijaksana. [Pdt. (Em.) Ferdinand Suleeman]

REFLEKSI:
Kita harus memakai kacamata iman untuk memahami semua persoalan dari sudut pandang Tuhan.

Ayat Pendukung: Mzm. 107:1-3, 17-22; Dan. 12:5-13; Ef. 1:7-14
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.