“Hari ini teiah iahir bagimu Juruseiamat, yaitu Mesias, Tuhan, di kota Daud. Iniiah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi yang dibedung dan terbaring di daiam paiungan.” (Lukas 2:11-12)
Yesus adalah Sang Mesias (Kristus) yang artinya “Yang Diurapi.” Para imam besar dan raja-raja Israel juga diurapi, tetapi yang membedakan adalah Yesus telah diurapi Allah sejak dalam kandungan (Luk. 2:11). Pengungkapan Yesus sebagai Mesias terjadi saat la dibaptis di sungai Yordan.
Karakter Yesus sebagai Mesias melekat dalam kodrat- Nya. la memiliki kuasa ilahi sebagai Juru selamat. la memiliki wewenang penuh untuk mengampuni dosa. Nama “Yesus” berarti “Tuhan Penyelamat” (Mat. 1:21). Berita sukacita inilah yang disampaikan oleh para malaikat kepada para gembala di Efrata. Para gembala merupakan representasi dari orang- orang yang lemah dan sering mengalami ketidakadilan. Karena itu melalui kelahiran Yesus Kristus, Allah menghadirkan pengharapan dan sukacita kepada setiap orang yang sederhana dan tak berdaya.
Mata hati atau batin manusia tidak senantiasa dapat mengenali ke-Mesias-an Yesus. Seringkali kita memaknai Natal hanya sebagai seremoni. Lebih buruk lagi apabila peristiwa Natal hanya dijadikan ajang perilaku konsumtif dan hiburan. Padahal, Kristus dapat kita kenali saat hati kita hancur karena menyadari keberdosaan, kegagalan, dan kelemahan kita. Kelahiran-Nya akan membarui kita dalam semangat ugahari. Apakah kita bersedia hidup dalam spiritualitas ugahari yang mempraktikkan kesederhanaan, yaitu hidup dalam penyangkalan diri dan hawa nafsu dunia? [Pdt. Yohanes Bambang Mulyono]
DOA:
Ya Kristus, bukalah batin kami sehingga kami dapat mengenali Engkau dan bersedia membuka hati untuk menghayati kelahiran-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Yes. 62:6-12, Mzm. 97, Tit. 3:4-7, Luk. 2:(1-7), 8-1
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.