Sudahkah kau lihat, bahwa Ahab merendahkan diri di hadapan-Ku? Oleh karena ia telah merendahkan diri di hadapan-Ku, maka Aku tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya ….(1Raj. 21:29)
Suatu ketika, saat sedang joging pagi-pagi, saya bertemu dengan serombongan bapak-bapak yang sedang bercengkrama dengan suara yang keras, “Itu namanya takdir! Anda kawin tiga kali dan berbohong, maka Anda akan dihukum!” Anda menabur maka Anda akan menuai. Benarkah pandangan ini? Bagaimana pandangan Alkitab? Mari kita lihat kisah raja Ahab.
Ahab adalah raja yang jahat. Dia menolak mengakui dosanya di hadapan Tuhan. Dia juga menuduh Elia menjadi musuhnya. Ahab adalah raja yang jauh lebih jahat daripada raja-raja Israel lainnya (16:30; 21:25). Tetapi, ketika dia merendahkan hatinya dengan sungguh-sungguh, Allah memperhatikan tindakan ini dan mempertimbangkan ulang penghukuman-Nya. Allah yang sama yang penuh kemurahan kepada Ahab juga bermurah hati kepada kita. Betapapun berdosanya kita saat ini, tidak pernah ada kata terlambat untuk merendahkan hati, berbalik kepada Tuhan, dan meminta pengampunan.
Bisa jadi, banyak orang sulit menerima Injil, oleh sebab Injil memang bertabrakan dengan sifat umum manusia. Manusia cenderung berpikir bahwa dirinya bertanggung jawab terhadap segala sesuatu. Manusia cenderung distimulasi untuk mengupayakan segala cara untuk mendapatkan sesuatu. Injil berbeda. Injil mengatakan bahwa Yesus mengambil tempat kita. Tugas kita adalah merendahkan hati, mengakui dan menerima bahwa kita butuh Juruselamat untuk mengampuni dosa-dosa kita. [Pdt. Indra Kurniadi Tjandra]
DOA:
Tuhan Yesus, masuklah dalam hatiku, ampunilah dosaku, ubahlah karakterku.
Ayat Pendukung: Mzm. 2; 1Raj. 21:20-29; Mrk. 9:9-13
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.