Tidak sepatah katapun yang keluar dari mulut Lazarus dicatat dalam Alkitab. Tidak ada juga satupun percakapan Yesus dan Lazarus terungkap. Diam, namun bukan dalam permusuhan atau ketegangan. Mereka saling menyahabati dalam diam.
Yesus rela mendatangi Lazarus, padahal di daerah itulah Yesus sempat hampir dibunuh. Yesus mengambil tindakan penuh resiko, semata-mata sebagai bukti kasih dan persahabatan di antara mereka. Tanpa proklamasi, Yesus menghidupi persahabatannya bersama Lazarus dengan sebuah aksi. Demikianlah juga nampaknya yang Lazarus lakukan. Ia yang tidak banyak berkata-kata inilah yang menyahabati Yesus dalam diamnya, sehingga Yesus pun sedemikian mengasihinya hingga menangisi kematianNya. Kebangkitan Lazarus mempersaksikan bahwa cinta kasih Allah ternyata tertuju bagi orang yang bahkan tak punya kisah besar namun selalu setia menyahabati.
Diam mungkin kadang dianggap tidak berarti, karena seakan semua harus diperkatakan. Banyak orang butuh pengakuan, tetapi diam sesungguhnya punya arti yang tak kalah bermakna. Diam bisa jadi sebuah ekspresi cinta kasih dan persahabatan yang begitu mendalam. Yang terpenting adalah bukan apa yang dikatakan, melainkan apa yang dilakukan dengan kesetiaan sekalipun dalam diam.
KTM
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.