Tetapi Elisa menjawab: “Demi TUHAN yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan, sesungguhnya aku tidak akan menerima apa-apa.” (2Raj. 5:16)
Umumnya, orang senang mendapat hadiah, apalagi jika hadiah tersebut diberikan sebagai ucapan terima kasih atas perbuatan baik yang sudah dilakukan. Rasanya wajar jika mendapat hadiah. Tetapi, ternyata tidak semua orang bersedia menerima hadiah. Ada juga yang menolak. Elisa contohnya.
Elisa menolak hadiah pemberian Naaman, padahal hadiah tersebut sesungguhnya diberikan Naaman sebagai ungkapan terima kasih karena nasehat Elisa telah membuat ia sembuh dari penyakit kustanya. Tetapi, Elisa menolak. Elisa tidak bersedia menerima hadiah dari Naaman, sebab bagi Elisa, Tuhanlah yang telah memberikan kesembuhan kepada Naaman. Dirinya hanyalah pelayan Tuhan. Penolakan Elisa bertujuan mengingatkan Naaman, jika ingin berterima kasih, maka hendaknya ia berterima kasih kepada Tuhan Allah. Sebab, kesembuhannya berasal dari Tuhan, bukan dari Elisa.
Banyak dari kita mungkin merasa perbuatan baik yang sudah kita lakukan patutlah diganjar dengan hadiah yang layak sebagai ucapan terima kasih. Kita lupa bahwa sesungguhnya yang layak menerima ucapan terima kasih adalah Tuhan Allah, Sang Empunya kehidupan. Sadarkah kita bahwa kita dapat melakukan kebaikan karena Tuhan memampukan kita, bukan karena kekuatan dan kehebatan kita? Maka, tidak layaklah kita bermegah karena berbuat baik, apalagi menerima hadiah tanda terima kasih, tetapi Tuhan, sebab Dialah sumber segalanya. (Pdt. Henni Herlina)
DOA:
Tuhan, berilah kami hati yang merendah untuk menyadari bahwa sesungguhnya Tuhanlah yang patut dimuliakan dalam segalanya. Amin
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.