Jawabnya, “Minumlah, tuan,” … ”Baiklah untuk unta-untamu juga kutimba air, sampai semuanya puas minum.” (Kej. 24:18-19)
Jika kemarin sumur menjadi tempat perjumpaan perempuan Samaria dengan Yesus. Hari ini kita membaca, sumur menjadi tempat Tuhan menjawab doa seorang hamba.
Eliezer diminta oleh tuannya, Abraham mencarikan jodoh untuk anaknya. Pesan Abraham singkat, “… engkau harus pergi ke negeriku dan kepada sanak saudaraku untuk mengambil seorang isteri bagi Ishak, anakku” (Kej. 24:4). Singkatnya pesan, bukan berarti sederhana dan gampang. Eliezer harus memutar otak, perempuan mana yang harus ia pilih? Bukankah ada banyak perempuan di negeri asal Abraham? Bagaimana kalau nantinya tidak sesuai selera Abraham atau Ishak? Apakah orang tua si gadis mau melepasnya? Kira-kira begitu kerumitan yang ada di kepala si hamba.
Dalam kerumitan misinya itu, Eliezer berdoa memohon petunjuk dari Allah. Perempuan yang kepadanya ia minta minum, lalu tidak saja memberinya minum tetapi juga unta-untanya, itulah yang TUHAN pilih untuk menjadi menantu tuannya.
Tidak lama, doa itu segera dijawab. Muncullah seorang gadis cantik, Ribka namanya. Ia melakukan tepat seperti doa Eliezer. Sumur itu menjadi saksi kebaikan Ribka yang menimba air untuk sang hamba dan unta-untanya. Kebaikannya merupakan jawaban dari Tuhan. Kita rindu kalau doa-doa kita segera dijawab Tuhan. Tidakkah kita juga berpikir, bahwa Tuhan bisa memakai kita untuk menjawab doa orang lain? [Pdt. Nanang]
REFLEKSI:
Berusahalah menjadi alat di tangan Tuhan untuk menjawab doa-doa orang lain.
Ayat Pendukung: Mzm. 81; Kej. 24:1-27; 2Yoh. 4:1-6
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.