Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil. (Mrk. 3:14)
Ada berbagai macam strategi yang digunakan pemimpin dunia untuk mentransformasi masyarakat menjadi lebih baik. Sebagian mengandalkan kekuatan politik, baik dalam arti kekuatan untuk memengaruhi kebijakan publik, maupun memaksakannya melalui kekuatan bersenjata. Karena itu, mereka berusaha menguasai lembaga politik di berbagai level. Ketika menemui jalan buntu, maka senjata yang akan berbicara. Bagi sebagian pemimpin lainnya, kekuatan finansial dianggap lebih efektif. Mereka menggunakan kekuatan bisnis untuk mentransformasi masyarakat.
Tetapi, Yesus berbeda dari semua itu. Yesus memilih untuk mentransformasi masyarakat dengan cara mengubah nilai-nilai hidup. Itu sebabnya, Ia tidak melakukan perjuangan di jalur politik atau jalur bisnis. Ia memilih untuk merekrut sekelompok orang yang akan Ia muridkan, dengan harapan mereka kelak juga akan memuridkan orang-orang lainnya.
Ir. Sukarno, Presiden Republik Indonesia yang pertama, pernah berkata, “Beri aku 1000 orang tua, maka mereka akan mencabut Gunung Semeru sampai ke akarnya. Tetapi, jika kamu memberi aku 10 anak muda, maka mereka akan mengguncang dunia.” Inilah pula yang menjadi keyakinan Yesus. Dunia bisa diubah, bukan melalui kekuatan politik atau kekuatan finansial, melainkan kekuatan nilai. Ketika ada sekelompok orang yang berkomitmen untuk mendemonstrasikan nilai-nilai baru ini, maka akan guncanglah dunia. [Pdt. Paulus Sugeng Widjaja]
REFLEKSI:
Penguasa demi penguasa bisa silih berganti, namun dunia berubah karena ada sekelompok orang yang mempraktikkan nilai tertentu.
Ayat Pendukung: Mzm. 46; Ams. 8:1-21; Mrk. 3:13-19a
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.