Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. (1Yoh. 2:3)
Alkisah, seorang raja mempunyai dua kandidat untuk dipilih menjadi pelayannya yang setia. Raja memerintahkan mereka mengisi ember dengan air dari sumur terdekat dan menjanjikan keduanya upah yang sama. Setelah beberapa kali mengisi ember, yang seorang berkata, “Apa baiknya melakukan pekerjaan yang sia-sia ini? Ember ini bocor. Begitu kita isi, segera air itu mengalir lagi dan mengosongkan ember. Namun, yang lainnya menjawab, “Bukankah kita akan mendapat upah? Soal gunanya adalah urusan raja, bukan kita.” Namun, orang itu tetap memilih pergi. Temannya terus bekerja sampai ia mengosongkan sumur itu dan melihat sebuah cincin berlian di dalamnya. “Sekarang aku tahu apa gunanya mengisi air ke dalam ember ini,” ia berteriak. “Pekerjaanku tidaklah sia-sia.”
Surat Yohanes menasihatkan jemaat bahwa sebagai seorang yang sudah mengenal Allah, ketaatan adalah konsekuensinya. Mengenal Allah dan menaati-Nya adalah dua bagian yang tidak terpisahkan. Pengenalan tidak bisa dipisahkan dari ketaatan. Itu berarti melakukan segala perintah Allah, yang terlihat melalui tindakan etis kita.
Dalam ketaatan itu juga, kita percaya bahwa Tuhan tahu apa yang terbaik, walaupun saat kita taat mungkin saja kita merasa bahwa semua itu sia-sia. Saat kita memberi diri dalam ketaatan kepada Allah melalui Kristus, kita dapat “tinggal di dalam terang” dan terus berada dalam persekutuan yang hidup dengan-Nya. [Ibu Yessy Sutama]
REFLEKSI:
Taat kepada Allah adalah tanda bahwa kita sungguh mengenal-Nya.
Ayat Pendukung: Mzm. 119:17-32; Amos 8:13-9:4; 1Yoh. 2:1-6
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.