Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit …. (Rut 2:3)
Ada sebuah cerita yang barangkali Anda pernah dengar, yakni ada seorang yang rumahnya kebanjiran dan ia berdoa memohon pertolongan Tuhan. Orang pertama lewat menawarkan bantuan, tetapi ia menolak. Orang kedua pun ditolaknya. Datanglah orang ketiga menawarkan bantuan, ketika ia sudah berada di atas genteng menggunakan perahu karet. Namun, ia tetap menolak dengan alasan, “Saya sudah berdoa kepada Tuhan, saya akan menunggu Tuhan bertindak!” Dalam peristiwa ini, apakah Tuhan belum bertindak?
Rut menjadikan tanah Israel yang asing sebagai rumahnya. Daripada menggantungkan hidup pada Naomi atau menunggu keberuntungan, Rut secara aktif berinisiatif. Dia mulai bekerja. Dia tidak malu mengakui kebutuhannya dan bekerja keras untuk memenuhinya. Ketika Rut bekerja di ladang maka Allah menyediakan segalanya bagi Rut. Jika saat ini kita sedang menunggu pertolongan Tuhan, pertimbangkanlah, bisa jadi Tuhan ingin kita bertindak atau membuat langkah awal.
Tuhan adalah Tuhan yang membiarkan anak-anak-Nya untuk bekerja dan bertindak. Manusia adalah mahluk rasional yang bisa memutuskan sesuatu atau melakukan sesuatu. Agustinus berkata, “Berdoalah seolah semua bergantung kepada Tuhan dan bertindaklah seolah semua bergantung kepadamu.” Kita harus berdoa, tetapi juga harus bertindak. Tindakan kita sesungguhnya koheren dengan doa kita. [Pdt. Indra Kurniadi Tjandra]
DOA: Tuhan ajarlah aku taat melakukan apa yang menjadi bagianku.
Ayat Pendukung: Mzm. 37:1-17; Rut 2:1-16; Yak. 5:1-6
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.