“… tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” (Luk. 10:42)
Pada 2014, Satya Nadella menjadi CEO Microsoft. Salah satu metode yang digunakannya dalam memimpin Microsoft, yaitu banyak mendengarkan, sedikit bicara, dan bersikap tegas bila saatnya tiba. Atas kesuksesannya memajukan Microsoft, Nadella menerima penghargaan dan pengakuan dari Time, Financial Times, dan Fortune.
Saat ini, kemauan dan kemampuan untuk mendengarkan tampaknya makin langka, apalagi dengan banyaknya distraksi di sekitar kita sebagai akibat kemajuan teknologi. Hal itu sering kali membuat kita menjadi gagal fokus dalam mendengarkan. Sebaliknya, kita lebih cenderung menjadi orang yang justru ingin didengarkan. Kita suka banyak bicara, bahkan sampai kesulitan untuk mengontrol dan menghentikan bicara kita. Padahal, seperti sebuah ungkapan mengatakan, “Tidak seorang pun bisa belajar sesuatu saat ia bicara.”
Dalam kisah Marta dan Maria ini, Yesus menyatakan bahwa Maria telah memilih bagian yang terbaik. Namun, apakah bagian yang terbaik itu? Teks hanya menjelaskan dua hal tentang Maria, yaitu: ia duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya. Maria telah menjadikan dirinya sendiri sebagai murid atau seorang pembelajar dari Yesus. Ia menjadi murid yang setia; ia mendengarkan. Bagi Lukas, mendengarkan adalah salah satu ciri murid sejati. Dalam mendengarkan, kita belajar. Dalam mendengarkan, kita menjadi murid. Dalam mendengarkan, iman kita bertumbuh. [Ibu Yessy Sutama]
REFLEKSI:
Langkah penting untuk menjadi murid dimulai dari mendengarkan.
Ayat Pendukung: Amos 8:1-12; Mzm. 52; Kol. 1:15-28; Luk. 10:38-42
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.