Apakah kita benar-benar rindu untuk berada bersama Kristus dalam kebangkitan? Tampaknya kita tidak terlalu menantikan hidup baru ini karena kita masih melakukan apa saja untuk memperpanjang hidup kita yang fana ini.
Hal yang paling mendasar dari kuasa kebangkitan Kristus sebenarnya adalah hidup kekal sebagai anak-anak Allah yang kudus dan serupa dengan pola hidup Kristus. Dengan demikian kisah kebangkitan Kristus baru bermakna jikalau kisah tersebut selalu mendorong dan mengarahkan kita untuk mengalami pembaharuan.
Menurut I Yoh. 3:3, Kristus menganugerahkan kepada kita suatu pengharapan untuk hidup kudus, yaitu terus-menerus ditopang oleh kuasa anugerah-Nya agar kita selalu menyucikan diri sama seperti Allah yang adalah suci. Jadi dalam terang kebangkitan Kristus, kita diperhadapkan dengan pengharapan yang sifatnya “menyucikan diri”. Ini berarti juga bahwa kuasa kebangkitan Kristus tidak akan memperbaharui kehidupan kita apabila orientasi pengharapan kita masih tertuju kepada dunia ini. Nama Yesus yang menyembuhkan misalnya akan menjadi seperti mantera yang manjur, ketika kuasa nama-Nya hanya ditujukan untuk pemulihan yang sifatnya fisik jasmaniah belaka. Nama Yesus bukanlah mantera, dalam nama Yesus, Allah menganugerahkan keselamatan dan hidup kekal yang menyeluruh. Dengan demikian di dalam nama Kristus yang telah bangkit, tersedia suatu pengharapan yang tidak mungkin dapat diberikan oleh dunia ini, yaitu pengharapan hidup kudus sebagai anak-anak Allah. Dengan pengharapan hidup kudus tersebut, kita dimampukan untuk dilepaskan dari belenggu kuasa dunia.
Apakah yang kita harapkan dari kisah kebangkitan Tuhan Yesus, bersediakah kita dibaharui dan hidup kudus sebagai anak-anak Allah dan menjadi seperti Kristus ?
(TT)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.