… Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata: “Berdirilah, jangan takut!” (Mat. 17:7)

Ketiga murid mengikuti Yesus ke gunung yang tinggi. Hanya mereka berempat. Sesaat kemudian, penginjil Matius menuliskan: “lalu”. Ketiga murid mengalami beberapa hal luar biasa. Mereka melihat Yesus berubah rupa. Wajah Yesus bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya putih bersinar; menggambarkan posisi Yesus sebagai Anak Allah. Mereka juga menyaksikan Yesus bercakap-cakap dengan Musa dan Elia. Matius tak menceritakan bagaimana Musa dan Elia hadir di tengah mereka. Terkesan para murid tidak terkejut dengan kehadiran Musa dan Elia. Buktinya, Petrus bisa nimbrung dalam percakapan Gurunya. Pertemuan tersebut menyejajarkan Yesus, inti seluruh pemberitaan Injil, dengan ajaran leluhur melalui Taurat dan Kitab Para Nabi.

Tiba-tiba–baru di sini Penginjil Matius menulis “tiba- tiba”–ada awan menaungi dan suara yang berkata tentang Yesus. Isi suara itu mirip seperti peristiwa pembaptisan Yesus (Mat. 3:17). Kejadian “tiba-tiba” itulah yang membuat ketiga murid tersungkur dan sangat ketakutan. Ajakan Yesus bagi ketiga murid adalah peristiwa di gunung itu tidak perlu direspons dengan sungkur dan takut. Ia berkata, “Berdirilah, jangan takut!”

Cerita, ajaran, pemberitaan tentang Yesus, dan perjumpaan dengan Yesus di dalam pengalaman adalah luar biasa. Pengalaman itu bukan untuk ditakuti. Pengalaman itu merupakan ajakan untuk tetap mengikuti Yesus. [Pdt. (Em.) Rasid Rachman]

DOA:
Alih-alih takut kepada-Mu, ya Allah, sertailah saya dalam mengikuti-Mu. Amin.

Ayat Pendukung: Kel. 24:12-18; Mzm. 2; 2Ptr. 1:16-21; Mat. 17:1-9
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.