… mereka yang harus menderita karena kehendak Allah … selalu berbuat baik kepada Pencipta yang setia. (1Ptr. 4:19)
Tampak jelas bahwa penulis Surat Petrus ini menyatakan akan ada penderitaan yang dialami oleh orang Kristen. Penderitaan itu adalah konsekuensi sebagai orang Kristen. “Jangan kamu heran … Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus,” dan “Jangan malu, melainkan memuliakan Allah,” tulisnya. Kalimat kuncinya adalah jangan malu menderita, bersukacita dengan memuliakan Allah.
Menderita sebagai Kristen sudah sering kita dengar. Namun, menyandingkan menderita dengan sikap “memuliakan Allah“ adalah hal sulit. Tantangan bagi setiap orang Kristen adalah sanggup menderita, tetapi bukan demi diri sendiri. Menderitalah karena memuliakan Allah, yakni menyerahkan jiwa. Aplikasi menyerahkan jiwa adalah melalui memuliakan makhluk Allah. Memuliakan makhluk Allah adalah cara dan bentuk konkret memuliakan Sang Pencipta.
Di sekitar kita ada banyak orang yang berada di posisi tidak sebaik kebanyakan orang. Kenapa kita tidak mulai memuliakan sesama makhluk Allah dengan memberi ruang bagi seseorang yang berbeda warna kulit, etnik, agama, suku bangsa itu? Kemudian, tingkatkan keterbukaan kita dengan memberi ruang bagi mereka yang berbeda tampilan fisik dan orientasi seksual. Ruang itu kita mulai dari cara pandang pribadi terhadap orang lain. Kemudian ruang bersama lebih terbuka lagi di gereja dan keluarga kita, dalam pelayanan, penugasan, dan tanggung jawab setara. [Pdt. (Em.) Rasid Rachman]
DOA:
Sertailah kami yang hendak berbagi ruang untuk memuliakan sesama. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 87; Yl. 3:1-8; 1Ptr. 4:12-19
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.