‘Apa iya ada orang yang tidak memilih kehidupan?’ lazimnya semua orang memilih kehidupan, bukan? Betul, semua orang ingin hidup baik, tapi tidak semua orang hidup memilih kehidupan.
Lho kok bisa? Contohkanlah kekerasan. Banyak orang hidup melakukan kekerasan baik verbal atau tindakan. Hal itu terjadi hampir di semua wilayah kehidupan, baik di tempat kerja, rumah ibadah, keluarga dan masyarakat. Hal itu juga terjadi di semua kalangan usia, level pendidikan dan ekonomi. Kekerasan adalah tindakan manusia yang berpihak pada kematian dan maut. Perilaku kekerasan ini tidak hanya melahirkan kematian fisik tetapi membidani lahirnya kematian jiwa, kebusukan empati, serta lingkaran setan trauma dan akar kepahitan. Mereka yang mengalaminya jauh dari kebahagiaan dan selalu hidup dalam kecemasan. Apakah mereka sungguh-sungguh ‘hidup’? Tentu tidak!
Dalam budaya kapitalistik, manusia menumpuk kekayaan sebesar-besarnya. Semua hal dipandang aset. Bahkan tidak hanya benda, manusia pun di pandang aset. Mereka mendapati tuntutan yang sangat besar dan bahkan di antaranya kehilangan hak dasar sebagai manusia. Bukankah ini bukti mematikan kemanusiaan yang jauh dari keberpihakan pada kehidupan?
Belum lagi berbicara soal memberi. Kisah orang Samaria yang baik begitu relevan saat ini. Demi kepentingan pribadi, banyak manusia rela mengorbankan manusia atau kelompok lain. Nyawa dan hidup manusia tak benar-benar berharga. Menolong, membantu, dan memberi bukan hal mudah di jaman yg semakin berpihak pada kematian ini.
Belum lagi jika berbicara mengenai diri sendiri. Budaya hidup sehat, menjaga jiwa dan hati sehat pun terkadang meleset dilakukan kita bukan? Benturan keinginan, kerakusan, dan kesenangan semu dengan keberpihakan terhadap hidup pun terjadi di sana-sini.
Mari berpihak pada kehidupan dan berbahagialah bersama seluruh ciptaan.
BA
#PencegahanSebelumHukuman #MemilihHidupDanMenghargaiHidup #KetaatanDiDalamKasih #KeteladananHidup
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.