Yesaya 55:1-9 mengajak kita kepada sebuah perjamuan ilahi, sebuah undangan yang penuh kasih dari Tuhan. Dalam setiap musim kehidupan, kita seringkali merasakan kekeringan rohani, kehausan akan makna, dan kelaparan akan kedamaian sejati. Di sinilah, Tuhan dengan penuh kasih menawarkan air hidup dan roti yang memuaskan jiwa.
“Hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayar!” (Yesaya 55:1).
Undangan ini terbuka bagi semua, tanpa terkecuali. Tuhan mengerti kebutuhan kita, bahkan ketika kita sendiri tidak memahaminya. Dia tahu bahwa kita sering mencari kepuasan di tempat yang salah, mengejar hal-hal yang tidak dapat memuaskan dahaga jiwa kita.
Di setiap musim kehidupan, baik suka maupun duka, kita dipanggil untuk memelihara kesetiaan kita kepada Tuhan. Ini berarti kita harus terus mencari-Nya, mendengarkan suara-Nya, dan mempercayai jalan-Nya. Seperti yang dikatakan Yesaya, “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!” (Yesaya 55:6).
Namun, kesetiaan tidak selalu mudah. Ada saat-saat ketika kita merasa jauh dari Tuhan, ketika kita tergoda untuk mengikuti jalan kita sendiri. Namun, di tengah keraguan dan ketidakpastian, kita diingatkan bahwa jalan Tuhan lebih tinggi dari jalan kita, dan pikiran-Nya lebih tinggi dari pikiran kita (bdk Yesaya 55:8-9).
Memelihara kesetiaan berarti mempercayai bahwa Tuhan selalu hadir, bahkan ketika kita tidak merasakannya. Ini berarti terus datang kepada-Nya dengan segala beban dan kerinduan kita, mengetahui bahwa Dia akan memenuhi kebutuhan kita.
Di setiap musim kehidupan, marilah kita memilih untuk setia kepada Tuhan, menemukan kepuasan sejati dalam hadirat-Nya, dan mengalami kasih-Nya yang tak terbatas. Amin. (tt)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.