Memberi dari kelebihan itu melegakan karena kita merasa sudah dapat menyisihkan dari milik kita untuk orang lain. Memberi dari kekurangan itu mengkuatirkan karena banyak hal yang menjadi tanggung jawab kita yang dikorbankan. Ada 2 kisah dalam bacaan kita menceritakan memberi dari kekurangan. Kisah pertama kisah janda di Sarfat yang memberi makan Elia dari persediaannya yang terakhir. Kisah kedua kisah janda miskin (lihat kata keterangan miskin untuk menegaskan dia kekurangan) yang memberikan persembahan dari segala keterbatasannya.
Kesediaan berbagi adalah sebuah sikap iman karena kesediaan untuk berbagi lahir dari keyakinan pada pemeliharaan Allah. Janda di Sarfat mengatakan setelah memakan persedian terakhir, mereka (ia dan anaknya) akan mati namun Elia mengatakan jangan takut sebab Allah akan memberkati dan mencukupkan persediaan ke depan. Janda ini percaya dan melakukannya. Kisah janda miskin di Markus menjadi kontras dengan perikop sebelumnya yang mengkritik keras para ahli Taurat yang terhormat (pasti tidak miskin) dengan segala ketaatan melakukan ritual keagamaan namun mereka memeras bahkan menelan rumah janda-janda. Sementara janda yang diperas itu dan menjadi miskin datang pada Tuhan dan memberikan seluruhnya. Penderitaan yang dialaminya tidak merampas belas kasih dan kepeduliaannya bahkan di dalam keterbatasannya, ia kaya dalam kemurahan dan keyakinan akan pemeliharaan Tuhan.
Bertanggungjawab atas kehidupan adalah panggilan kita. Kehidupan di sini dalam arti luas yaitu kehidupan saya (dan keluarga) dan kehidupan universal artinya dalam segala hal yang kita perjuangkan dalam hidup ini, kita bertanggung jawab memelihara hidup bersama. Hal itu antara lain ditandai dengan kemauan untuk berbagi. Kemampuan untuk berbagi tidak bergantung dari berapa banyak yang saya miliki karena selalu ada jalan jika ada kemauan bahkan dari persediaan yang terakhir sekalipun. Kemauan untuk berbagi menjadi tanggung jawab semua orang, entah itu kaya atau miskin, dalam kelebihan atau kekurangan. Mari kita memperjuangkan dalam hidup keseharian.
Dva
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.