Kata mereka: “Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?” (Yoh. 6:42)
Alkisah, seorang bangsawan yang sangat kaya pergi berjalan- jalan di kota dengan penampilan sangat sederhana. Ketika melewati showroom mobil merek terkenal, ia pun masuk ke dalam. Namun, sang salesman yang melihat penampilan calon pembelinya itu tidak mau melayaninya dan bahkan berbicara kasar kepadanya. Bangsawan itu pun marah. Ia lalu meminta pegawainya mengatur kunjungan resmi ke showroom mobil tersebut. Ketika ia hadir dengan penampilan resmi kebangsawanannya, ia disambut dengan sangat megah dan penuh rasa hormat. Bangsawan itu kemudian membeli seluruh mobil tersebut untuk dijadikannya mobil pengangkut sampah kota. Reputasi perusahaan mobil mewah tersebut pun langsung jatuh.
Orang Yahudi pun bereaksi keras terhadap Yesus karena mereka hanya melihat Yesus tidak lebih dari anak tukang kayu, yang mereka lihat sendiri bagaimana Ia dibesarkan di Nazaret. Mereka tidak mampu memahami bagaimana seorang yang rendah dan miskin seperti itu bisa menjadi utusan khusus Allah. Mereka hanya melihat dari apa yang tampak. Itulah alasannya mengapa mereka menolak Yesus. Padahal, dengan menolak Yesus, mereka menolak juga kehidupan kekal.
Apakah kita pun juga sering berlaku demikian? Mungkin kita pun perlu belajar untuk melihat keberadaan seseorang melampaui apa yang kita lihat secara lahiriah. Siapa tahu mungkin kita akan bertemu dengan utusan Allah sendiri. [Ibu Yessy Sutama]
REFLEKSI:
Lihatlah seseorang melampaui apa yang tampak di mata kita.
Ayat Pendukung: Mzm. 119:17-32; Amos 9:5-15; Yoh. 6:41-51
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.