Gambaran umum yang sering kita jumpai adalah para hamba melayani tuan. Oleh karena itu, sungguh menarik bila Lukas justru menyatakan bahwa sang tuanlah yang melayani para hamba (Lk. 12:37). Menjadi lebih menarik lagi, ketika gambaran tuan yang melayani hamba-hambanya ini diletakkan dalam konteks panggilan untuk selalu siap menyambut Anak Manusia. Lalu apa maksudnya? Siapakah yang melayani dan siapakah yang dilayani?
Untuk bisa menjawab hal ini, kita perlu mundur sejenak dan melihat ayat/perikop sebelumnya. Ternyata di sana dibicarakan tentang hal kekuatiran akan hidup ini (Lk. 12:22-31). Kekuatiran yang sering menghambat pelayanan dan kesiapan kita menyambut Dia. Kekuatiran yang kadang tanpa sadar menerobos masuk di tengah pelayanan dan kesiapan kita menyambut Dia. Kekuatiran yang kemudian melemahkan pelayanan kita.
Bukankah hal itu juga sering terjadi dalam diri kita? Kita kuatir kehabisan waktu, kuatir kehabisan ide, kuatir tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup kita dan banyak kekuatiran yang lainnya. Dalam hal ini Lukas menegaskan dan sekaligus melanjutkan diskusi mengenai kekuatiran dengan mengatakan: JANGAN KUATIR. Tetaplah setia melayani Dia, karena dalam melayani Dia kamu akan menemukan Dia yang sudah dan akan selalu melayanimu, memenuhi segala kebutuhanmu. Carilah dulu kerajaanNya maka semua akan ditambahkan kepadamu (Lk. 12:31).
Karena itu mari kita belajar untuk meletakkan kekuatiran kita dan berupaya untuk terus mewujudkan komitmen pelayanan kita. Karena pada waktu kita melakukan semua itu, kita akan menemukan Dia yang kita layani ternyata selalu melayani kita dan mencukupkan kebutuhan kita.
[Rdj]
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.