Nikodemus adalah contoh yang baik dari orang yang cenderung berpikir legalistik. Cukup banyak kelompok/orang percaya yang mirip dengan ini, yang memperlakukan Alkitab sebagai ensiklopedi ajaran dan etika, bagi segala masalah di segala zaman dan pada berbagai situasi. Pokoknya untuk semua hal ada ayatnya! Kalau tidak ada, atau sulit, maka dicarilah ayat-ayat yang “nyrempet-nyrempet” untuk mendukung pendapatnya.
Dan itu sangat berbeda dengan “sudut pandang” Yesus. Itu dialami Nikodemus yang terpana atas pernyataan Yesus dalam Yoh. 3:5, “… jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Yesus memakai kata ‘anothen’, yang secara literal berarti “again/anew”, tetapi secara mendalam, ia juga berarti “from above” atau “from God.” Dengan itu Yesus hendak menegaskan, bahwa itulah yang harus terjadi pada setiap orang, agar dapat berpartisipasi dalam Kerajaan Allah. Kerajaan yang hanya mungkin oleh kasih anugerah Allah, dan yang terus-menerus diperbarui oleh kuasa yang berasal dari Roh Allah.
Selama masih berpikir literal/legalistik, dan belum dapat memandang dari “sudut pandang sang Kristus”, kita takkan dapat memahami, apalagi mengalami lahir baru di dalam Dia! Itulah yang dialami Nikodemus. Setelah percakapan itu ia kembali, dan tetap tidak mengerti. Tetapi syukur Nikodemus tidak tinggal diam. Ia disebut 3 kali dalam injil Yohanes. Yang pertama kali bacaan kita, lalu 7:50-51, dan yang ketiga 19:39! Akhirnya, ia “bebas”! Inilah hidup “baru” dalam Roh.
Bila kita membuka diri pada Roh Allah, kita akan mampu melihat kemungkinan-kemungkinan, gagasan, visi, dan keberagaman yang baru. Saat kita menyadari bahwa kita dikasihi dan diterima oleh Allah dalam kasih anugerah-Nya, maka kita bebas untuk mengeksplorasi dan mencoba berbagai cara hidup bersama Tuhan, sebagai orang-orang yang “dilahirkan kembali.”
PWS
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.