Tidak akan pernah kita sama seperti Kristus.
Kalau begitu mengapa kita perlu mengupayakannya?
Dalam pasal ini jelas sekali Paulus membanggakan dirinya sebagai orang pilihan Allah: disunat hari ke-8, keturunan Israel-Benyamin, orang Ibrani asli, orang Farisi, tidak bercacat dan taat hukum Taurat, menganiaya jemaat pula! Jika kita juga memiliki sederet kebanggaan seperti Paulus, kita tentu akan menanyakan pertanyaan di atas.
Namun jika kita melanjutkan pembicaraan Paulus, sesungguhnya dia menganggap itu semua rugi (dalam bahasa lain: sampah). Karena bagi Paulus kebanggaan apapun tidak sebanding dengan indahnya mengenal Kristus dan mengalami kuasa kebangkitan-Nya.
Pertanyaannya:
- Apa yang membuat kita bangga selama ini: prestasi, jabatan, jenis pekerjaan, kekayaan, jabatan gerejawi atau talenta yang Tuhan beri?
- Apakah #Kita Siap mengalami sama seperti yang Paulus alami : menikmati indahnya mengenal Kristus dan menjadi serupa seperti Dia dengan kuasa kebangkitan Kristus?
Sehingga, sekalipun kita menderita saat melayani, mengenal Kristus dan bersekutu dengan teman seiman, kita tetap teguh. Karena panggilan kita dari Tuhan dan hadiahnya adalah sukacita sorga.
Riajos
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.