Ketika Berkat Tidak Terlihat

Lukas 6:20

Belum ada komentar 46 Views

“Berbahagialah hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah”. Ketika anda mendengar ucapan bahagia seperti itu, apa reaksi anda? Teman saya langsung mengatakan, ‘memang orang kaya belum tentu bahagia, tetapi orang miskin, pasti tidak bahagia’. Banyak orang berpendapat bahwa ajaran Yesus ini tidak masuk akal dan tidak realistis, apalagi dalam konteks kita sekarang ini, lalu …. bagaimana memaknainya ?

Dalam hal ini Yesus memang tidak sedang meromantisasi kemiskinan, tetapi Dia juga tidak sedang memuja kemiskinan, orang miskinpun tidak otomatis masuk surga. Sebaliknya, Yesus tidak anti orang kaya, sekalipun Yesus pernah berkata, “alangkah sulitnya orang kaya masuk kedalam Kerajaan Surga”

Pada hakekatnya kemiskinan atau kekayaan itu tidak serta merta membuat orang bahagia, tetapi bagi si miskin tidak usah merasa rendah diri dan si kaya jangan mengagung-agungkan kekayaan, keduanya sama-sama punya harga diri, oleh karena itu yang mesti dimiliki keduanya adalah sikap “rendah hati”. Mereka disebut bahagia bukan karena miskin, kemiskinan tidak otomatis membawa mereka pada kebahagiaan atau penderitaan. Yesus mengatakan mereka bahagia karena memiliki Kerajaan Allah, ini “kata kuncinya”.

Itulah paradigma Yesus atau paradigma Kerajaan Allah, sepertinya hal ini adalah penjungkir-balikan yang lazim; kebahagiaan adalah ketika memiliki Kerajaan Allah, bukan ketika memiliki kekayaan limpah ruah, atau bukan pula ketika memiliki gereja yang gedungnya aduhai.

Inilah kritik Yesus yang keras terhadap kecenderungan manusia pada zaman Yesus maupun zaman now dimana materialisme, hedonisme, konsumerisme menjadi gaya hidup keseharian dan sudah melampaui ambang batas, seolah itu menjadi sumber Bahagia.

Pemeliharaan dan berkat-Nya tidak selalu dalam wujud kelimpahan secara material yang kasat mata, tetapi dalam segala aspek dan terkadang tidak terlihat oleh kasat mata, tetapi ketika kita bergantung penuh kepada Allah Sang Pemelihara, disitulah kebahagiaan itu dirasakan. (AS)

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Khotbah Minggu
  • Dl TAMAN GETSEMANI
    Yesaya 50:4-9a; Mazmur 31:10-17; Filipi 2:5-11; Lukas 22:14-23:56
    Bacaan injil minggu ini cukup panjang, Lukas 22:14-23:56 (umat silakan membaca bacaan ini secara lengkap di rumah) dengan mengambil...
  • MENGUTAMAKAN YANG UTAMA
    Yesaya 43:16-21; Mazmur 126; Filipi 3:4b-14; Yohanes 12:1-8
    Banyak tanggung jawab yang kita pikul dalam hidup ini. Tanggung jawab moral, ekonomi, sosial, pendidikan dan banyak lagi. Peran...
  • Aku Pulang
    Lukas 15:1-3, 11b-32
    Kisah anak yang hilang dalam Lukas 15 adalah cermin dari perjalanan spiritual kita. Seperti anak bungsu yang meninggalkan rumah...
  • MEMELIHARA KESETIAAN DI SETIAP MUSIM KEHIDUPAN
    Yesaya 55:1-9; Mazmur 63:1-8; 1 Korintus 10:1-13; Lukas 13:1-9
    Yesaya 55:1-9 mengajak kita kepada sebuah perjamuan ilahi, sebuah undangan yang penuh kasih dari Tuhan. Dalam setiap musim kehidupan,...
  • TAK INGKAR JANJI
    Kejadian 15:1-12, 17-18;
    Bacaan kita hari ini mengisahkan janji Allah kepada Abraham terkait keturunan dan tanah perjanjian, sebuah janji yang diwujudkan melalui...