Ketertarikan saya terhadap dunia flora dan fauna membuat saya mengerti bahwa keragaman mereka adalah berkat suatu proses panjang evolusi. Kerentanan mereka diperhadapkan dengan kesulitan dan penderitaan sebagai anggota rantai makanan, membuat mereka berjuang untuk mengatasinya dengan berevolusi hingga kini mereka tetap dapat bertahan dengan segala keunikan dan keragamannya. Kesulitan, penderitaan, dan ancaman, justru menjadi titik balik mereka untuk memperoleh daya tahan.
Bacaan kali ini nampaknya menyadari hal yang senada dengan itu. Paulus menyadari perlunya bermegah karena adanya kesengsaraan. Berkat pengalamannya, ia menyadari bahwa kesengsaraan justru mendorong kita untuk tekun dalam menghadapinya, dan ketekunan yang dilakukan secara berulang-ulang menghasilkan pribadi yang tahan uji. Ketika telah mulai terbiasa dan menjadi tahan uji, kita jadi punya pengharapan: untuk dapat melaluinya juga di kemudian hari dan untuk beroleh kehidupan setelah kesengsaraan itu berlalu (“menerima kemuliaan Allah”, ay.2). Masalah justru Tuhan pakai agar kita menjadi tangguh dan terus berdaya juang dalam menjalani hidup.
Adakah kesulitan yang sedang saudara hadapi? Kini kita diajak melihat kesulitan dengan perspektif yang lebih positif. Dari kesulitan hidup yang ada-lah kita justru dapat menjadi lebih kuat. Daripadanya kita belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik, mengembangkan diri jadi lebih tangguh dan bijak, dan terus dibimbing dan disertai Tuhan untuk menjadi pribadi yang bertumbuh dalam iman dan pengharapan. Layaknya ancaman hidup membuat flora dan fauna mengembangkan potensi terbaik dalam diri mereka lewat evolusi, demikianlah juga kesulitan hidup yang terjadi menjadi cara Tuhan mengembangkan potensi terbaik yang ada dalam diri kita. Amin.
KTM
1 Comment
JD Hasugian
Juni 29, 2022 - 5:49 pmSalam sehat untuk jemaat GKIpi
Tuhan Yesus memberkati kita semuanya.
Sangat sangat bertrimaksih atas penjelasan penjelasan tentang firman Tuhan untuk menambah pengetahuan dan keimanan saya dalam melayani Tuhan.