Rambut sama hitam tapi pikiran berbeda. Pepatah ini mengungkapkan masing-masing orang mempunyai pendapat yang berbeda-beda satu sama lain. Bagaimana jika perbedaan-perbedaan tersebut bertumbuh dalam kehidupan bergereja. Apakah bernilai positif atau negatif sangat ditentukan dari cara pandang masing-masing orang. Memang tak dapat dipungkiri bahwa perbedaan organisasi, struktur, dogma, corak kebaktian sejak gereja perdana sampai sekarang berpotensi perpecahan. Namun di sisi lain perbedaan juga dapat menghadirkan keindahan bagaikan warna-warni pelangi. Dalam teks bacaan, Yesus menginginkan sikap dan tindakan orang-orang percaya dalam perbedaan-perbedaan pandangan dan konsep teologi untuk dapat mengacu pada persekutuan Tritunggal. Dalam terang ini, dunia dapat mengenal Allah di dalam Yesus Kristus. Pesan ini terkesan kuat dalam doa syafaat Yesus menjelang perpisahan dengan 12 muridnya. Seperti tertulis dalam ayat 21: “ Supaya mereka semua menjadi satu , sama seperti Engkau ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”
Dalam doa Yesus mengajak orang-orang percaya untuk bersama-sama berdoa syafaat bagi kesatuan gereja-gereja di muka bumi. Sekaligus Orang-orang percaya memahami gereja sebagai misi Allah di dunia, persekutuan orang-orang percaya dalam perziarahan bersama menuju Kerajaan Allah, hadir bagi dunia sebagai agen kasih Allah. Dalam doa Yesus mengajak orang-orang percaya berjalan bersama-sama menggumuli isu-isu perdamaian, ekologi, sosial, dan lain-lain dalam penyatuan iman. Bagaimana dengan model persekutuan kita ? Marilah kita terus membangun kesatuan gereja dalam model Allah Tritunggal, Bapa, Putra dan Roh Kudus, tiga pribadi dalam satu hakekat. Tuhan memberkati.
(LS)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.