Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas. (Ams. 22:1)

Kerja adalah bagian dari iman. Karena itu, bekerja seharusnya bukan hanya demi uang atau harta. Tak bisa dimungkiri bahwa semua orang butuh uang. Kita tidak bisa berbelanja, sekolah, atau bepergian tanpa uang. Namun, uang bukan segala-galanya. Jangan halalkan semua cara hanya demi uang!

Dalam kitab Amsal, sang penulis bersabda bahwa nama baik lebih berharga dari kekayaan, dan dikasihi orang lebih baik dari emas dan perak. Ini sebuah sinyal bahwa dari dahulu kala, akibat dosa, manusia sering misorientasi. Kekayaan dijadikan sebagai yang utama sehingga segala cara pun dihalalkan. Padahal, kalau seseorang memiliki nama baik, maka ia akan dipercaya dalam melakukan sesuatu yang juga bisa mendatangkan profit. Bahkan, kalau ia dikasihi orang, maka segala sesuatu akan menjadi mudah baginya. Karena itu, menjaga integritas dan nama baik serta hubungan kasih dengan sesama lebih bernilai dari uang. Kasih dan integritas berada di atas harta. Karena itu, kasih dan integritas mesti menjadi spiritualitas kerja.

Jika kita menghayati kerja sebagai bagian dari iman, maka dalam bekerja kita harus mempunyai spiritualitas kerja. Jika kita mempunyai spiritualitas kerja, maka harta atau uang akan datang dengan sendirinya. Sebab, spiritual kerja menjunjung tinggi nilai-nilai penting seperti kejujuran dan integritas. Hal-hal ini akan menghasilkan nama yang harum, yang berakibat kita menjadi dipercaya dan mendapat berbagai peluang. Jagalah nama baik. Jangan menghalalkan segala cara demi uang! [Pdt. Hariman A. Pattianakotta]

REFLEKSI:
Uang sangat mudah untuk didapatkan, namun menjaga integritas dan nama baik adalah hal yang harus terus diperjuangkan.

Ayat Pendukung: Mzm. 73:21-28; Ams. 22:1-21; Rm. 3:9-20
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.