Transfigurasi Kristus adalah peristiwa pemuliaan Tuhan Yesus di gunung dalam perjumpaannya dengan dua orang nabi Tuhan, Musa penerima hukum-hukum Tuhan di gunung Sinai, yang pemenuhannya ada dalam diri Yesus dan Elia adalah seorang nabi yang memeringatkan manusia akan penghakiman Allah.
Suasana sorgawi dirasakan oleh Petrus yang bersukacita atas peristiwa langka yang mengagumkan itu. Namun suasana sukacita itu kemudian menjadi sesuatu yang menakutkan ketika disadarkan kembali bahwa Yesus sang Mesias, Anak Allah itu akan menanggung banyak penderitaan dan sebagai para pengikutNya, para murid pun akan mengalami ketakutan karena penderitaan dan tekanan yang akan dihadapi kemudian.
Namun melalui peristiwa pemuliaan ini, Yesus memberikan keberanian pada para murid untuk menghadapi apapun yang akan terjadi dalam kehidupan mereka. Yesus tidak membiarkan murid-muridNya selalu dalam ketakutan. Yesus menyentuh dan menyapa mereka dengan perkataan ‘berdirilah, jangan takut’. Melalui peristiwa itu mereka tidak perlu takut menghadapi segala yang terjadi dalam kehidupan ini. Peristiwa ini memang terjadi menjelang Yesus diperhadapkan dengan suatu kematian yang tragis tetapi akan diikuti dengan kebangkitan.
Pengalaman ketiga murid ini akan menjadi sebuah kesaksian bagi umat manusia untuk percaya pada peristiwa sorgawi. Ini dapat menjadi rujukan bagi para pengikuti Yesus ketika mengalami kesulitan dan penderitaan dalam melakukan misi Tuhan di dunia ini.
Karena itu kita harus memberi ruang bagi Tuhan untuk membimbing hidup kita sehingga pesan Yesus: “Berdirilah, jangan takut”, memberikan ketenangan untuk terus melanjutkan perjalanan hidup ini sesuai dengan kehendak dan rancangan Tuhan.
(tt)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.