Keluarga yang Dilandasi Kasih

Lukas 6:6-11

Belum ada komentar 107 Views

Saudara, menurut Saudara, baikkah ketika kita memiliki prinsip dalam hidup? Tentu sebagian besar, kalau tidak semua, akan mengatakan ‘ya’. Namun yang jadi pertanyaan, ada begitu banyak prinsip dalam kehidupan ini, apakah semuanya baik? Jika tidak, prinsip mana yang harus kita pilih?

Bagaimana dengan hidup berprinsip bahwa kita harus mengikuti Firman Tuhan dalam Kitab Suci yang kita miliki? Apakah ini prinsip yang baik? Sebagian besar akan mengatakan ‘ya’, namun, bagaimana dengan sekelompok Farisi dalam kisah yang kita baca hari ini?

Kisah yang kita renungkan hari ini menunjukkan sekelompok Farisi yang berpegang teguh pada hukum Taurat. Mereka mempelajari, mengajarkan, dan melakukan setiap titik koma dalam Taurat tersebut, termasuk menghormati hari Sabat.

Yesus adalah salah satu sosok yang mereka tentang karena prinsip yang mereka pegang. Pada saat itu hari Sabat, Yesus mengajar di rumah ibadat. Di sana, ada seorang yang mati tangan kanannya. Segera setelah melihat orang tersebut, Yesus memanggilnya, menyembuhkannya. Kelompok Farisi ini marah. Mereka tidak setuju dengan apa yang Yesus lakukan. Yesus melanggar Taurat! Sebagai orang-orang yang berprinsip bahwa Taurat harus ditaati, mereka marah dan bersekongkol untuk membunuh Yesus (lihat ay.9 dan band. Mark 3:6).

Di sisi lain, Yesus juga orang yang berprinsip. Bagi-Nya, yang terpenting adalah belas kasih terhadap mereka yang menderita. Yesus hendak memberikan kebabasan kepada orang yang selama ini terpenjara oleh kondisi tubuhnya. Bagi Yesus, kasih lah yang harus menjadi dasar dan landasan seluruh tindakan kita, bukan pertama-tama soal hukum.

Sampai di sini. Kita melihat bahwa sekelompok Farisi itu dan Yesus sama-sama memiliki prinsip dan siap menerima konsekuensi apapun demi prinsip yang masing-masing tegakkan. Yang jadi persoalan, mana yang baik dan benar? Apa indikator yang dapat menuntun kita untuk memilih? Lihatlah ayat 9. Tanyakan pada diri kita apakah prinsip yang kita pegang mendatangkan kebaikan atau kejahatan terhadap orang lain? Apakah prinsip yang kita pegang mendatangkan keselamatan atau kebinasaan kepada orang lain? Apakah prinsip yang kita pegang membebaskan atau memenjarakan? Jika apa yang kita pegang adalah sesuatu yang mendatangkan kebaikan, menyelamatkan orang lain, membebaskan yang terbelenggu, maka kita telah memilih prinsip yang benar.

ASC

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Khotbah Minggu
  • Engkaulah Gembala yang Baik
    Yohanes 10:11-18
    Saya menyarankan Anda membaca secara berurutan Yohanes 10 dan 15. Maka, jika Anda jeli, Anda akan mendapati sebuah kesamaan...
  • Yesus yang Lapar
    Lukas 24:36b-48
    Salah satu keunikan Injil Lukas, dibandingkan ketiga injil lainnya, adalah melimpahnya kisah Yesus makan bersama orang lain. Injil Lukas...
  • KUTEMUKAN TUHAN
    Lukas 24:13-29
    MENEMUKAN TUHAN BUKAN BERARTI TUHAN BERSEMBUNYI ATAU PERGI DARI KITA. Istilah kutemukan Tuhan bukan berarti Tuhan tidak mau bersama...
  • Raja yang menunggang keledai
    Yohanes 12:12-16
    MENERIAKKAN HOSANA ATAU KECEWA PADA DIA? Kerinduan orang Yahudi adalah melepaskan diri dari penjajahan Pemerintah Romawi. Mereka punya harapan...