Sebab awan TUHAN itu ada di atas Kemah Suci pada siang hari, dan pada malam hari ada api di dalamnya, di depan mata seluruh umat Israel pada setiap tempat mereka berkemah. (Kel. 40:38)
“Ya Tuhan, tiap jam ‘ku memerlukan-Mu. Engkaulah yang memberi sejahtera penuh.” Itulah bait pertama dari lagu “Ya Tuhan, Tiap Jam” (Kidung Jemaat 457). Lagu yang aslinya diciptakan Annie Shrewood Hawks (1836-1918) ini menyatakan kerinduan untuk hidup dekat Tuhan setiap saat. Annie pernah menceritakan latar belakang lagunya, “Ketika itu saya berumur 37 tahun, seorang ibu rumah tangga yang masih tergolong muda. Tahun itu adalah tahun 1872. Pada suatu pagi, saya sibuk dengan urusan rumah tangga. Tiba-tiba muncul pikiran, betapa indahnya hidup dekat Tuhan, entah dalam keadaan bahagia atau susah. Dari pikiran itu, timbullah kata-kata ini di hati: Ya Tuhan, tiap jam, aku memerlukan-Mu.”
Penulis Kitab Keluaran menceritakan bahwa TUHAN hadir setiap saat dalam perjalanan umat Israel menuju tanah perjanjian. Kehadiran TUHAN itu ditunjukkan oleh awan di siang hari dan api di malam hari (ay. 38). Kehadiran awan dan api itu merupakan tanda nyata penyertaan Allah dalam perjalanan di padang gurun itu. Dengan demikian, umat Israel seharusnya berdaya, tidak gentar dalam menempuh perjalanan hidup. Mereka seharusnya melakukan pekerjaan-pekerjaan baik dalam kehidupan sehari-hari demi kemuliaan TUHAN.
Memang, jalan hidup manusia itu tidak selalu lurus dan mulus, melainkan berliku-liku dan berbatu-batu. Namun, TUHAN tak pernah meninggalkan perjalanan hidup umat-Nya. Oleh karena itu, jangan takut untuk melanjutkan hidup. TUHAN beserta kita, dan kita memerlukan-Nya. [Pdt. Norita Yudiet Tompah]
DOA:
Ya Allah Imanuel, aku bersyukur karena hadir-Mu dalam hidupku. Di sepanjang jalan hidupku, sungguh aku memerlukan-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 63:1-8; Kel. 40:34-38; Why. 18:1-10, 19-20
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.