“Waktu kecil kita merindukan Natal, hadiah yang indah dan menawan, namun tak menyadari seorang Bayi t’lah lahir, bawa kes’lamatan ‘tuk manusia. Karena kita Dia menderita, karena kita Dia disalibkan, agar dunia yang hilang dis’lamatkan dari hukuman kekal…
Waktu pun berlalu dan kita pun tahu anug’rah yang besar dari Bapa yang relakan Anak-Nya disiksa dan disalibkan, di bukit Kalvari kar’na kasih. Karena kita Dia menderita karena kita Dia disalibkan agar dunia yang hilang dis’lamatkan dari hukuman kekal.”
Saya suka sekali lirik lagu ini, karena isinya persis seperti yang saya alami. Waktu kecil, hal yang saya rindukan adalah menari pada hari Natal dengan pakaian yang menawan dan menerima hadiah dari seluruh keluarga. Kami membuka kado bersama, membagi-bagikannya dan berfoto bersama. Namun tradisi itu akhirnya sirna setelah Opa dan Oma tiada. Kenangan indah itu masih tetap ada, kehangatan kebersamaan. Ya, kebersamaan keluarga yang penuh cinta.
Namun, makna Natal sesungguhnya jauh lebih indah dari itu. Natal bukanlah sekadar berbagi hadiah, memakai baju baru dan menyanyikan lagu “Malam Kudus” sambil memegang sebuah lilin.
Sebuah karya besar telah terjadi. Allah memilih untuk menjadi manusia. Bukankah itu sebuah pilihan yang tidak mudah? Dari tempat-Nya yang maha tinggi, Dia menjadi manusia biasa yang sederhana, yang lahir di kandang dan dibesarkan oleh seorang penguasa kayu (biasanya kita menyebutnya tukang kayu).
Keajaiban Natal terletak pada Allah sendiri. Allah yang mau menjadi manusia dan menjadi sama dengan kita sehingga merasakan sakit, susah, sedih, marah, dan perasaan lain yang kita juga pernah rasakan.
Keajaiban Natal terletak juga pada kita yang percaya bahwa Allah kita yang besar itu menjadi manusia. Untuk memercayai hal ini, diperlukan kuasa Roh Kudus yang sangat besar sehingga kita bukan saja percaya pada berita itu, melainkan juga bergantung dan menyerahkan diri kepada-Nya.
Keajaiban Natal bisa juga terletak pada kuasa Roh Kudus yang mendorong kita menceritakan kisah ajaib itu kepada dunia, sehingga orang-orang mendengar dan percaya kepada-Nya.
Dalam minggu-minggu Adven ini di GKI Pondok Indah, kita juga merayakan Keajaiban Allah dalam tema besar KEAJAIBAN NATAL, diawali dengan Keajaiban Pengampunan-Nya (Adven 1). Melalui pengampunan Kristus yang mengampuni kita dan masa lalu kita yang gelap, Roh Kudus memberi kemampuan kepada kita untuk melakukan kehendak Tuhan dan mengikuti jalan-Nya. Jadi saat kita dapat melakukan kehendak Tuhan yang berbeda dengan pikiran dan perasaan kita, itulah Keajaiban Tuhan di dalam diri kita.
Keajaiban juga bisa kita alami saat kita melihat orang yang membutuhkan pertolongan di sekitar kita dan menolongnya, sama seperti Kristus menolong kita yang lemah dan tak berdaya ini. Keajaiban Belas Kasihan Allah (Adven 2) bukan hanya terjadi 2000 tahun yang lalu. Kini dan di sini kita juga bisa mengalami belas kasihan Allah buat sesama.
Keajaiban di Adven 3 adalah Keajaiban Pertobatan (Adven 3). Pertobatan adalah sebuah pengalaman untuk berubah secara radikal. Hanya karena Kristus yang mati di kayu salib, kita dapat bertobat, berubah 180 derajat: dari berdosa menjadi hidup kudus; dari mementingkan diri sendiri, bisa melayani Tuhan dan sesama; dari hidup mengikuti nafsu dunia, menjadi dikontrol di bawah terang dan kuasa Tuhan. Sebuah simbol salib kayu dibagikan di dalam ibadah Adven 3 ini agar setiap kali warga jemaat berdoa, ia dapat menggenggam salib ini dan mengingat bagaimana kuasa Kristus memberi kemampuan kepadanya untuk berubah.
Keajaiban lain di Adven 4 adalah Keajaiban Persahabatan (Adven 4). Persahabatan Elisabet dan Maria—ibu Yesus—merupakan sebuah keajaiban. Bayangkan, bayi di kandungan Elisabet melonjak kegirangan ketika bertemu dengan Bayi Yesus di rahim Maria. Persahabatan yang saling memberkati juga dapat kita alami jika kita mengizinkan Kristus menjadi Tuhan dari persahabatan kita.
Pada malam Natal, kita akan menikmati bagaimana di tengah kegelapan malam, Allah sendiri memberi KEAJAIBAN MALAM (Malam Natal) sehingga bukan saja para gembala yang takjub, melainkan juga banyak orang yang sampai hari ini takjub pada tangan Allah yang bekerja pada masa-masa gelap mereka.
Sampai akhirnya kita benar-benar merasakan bahwa kehadiran Sang Bayi adalah KEAJAIBAN NATAL bagi dunia. Keajaiban Natal: Allah yang datang ke dunia menjadi daging buat semua orang tanpa kecuali, dan mengajak setiap kita untuk menerima serta mengasihi mereka yang berbeda dari kita. Dengan demikian kita makin hari makin serupa dengan Kristus dengan meneladani AJAIBNYA YESUS KECIL pada akhirnya tahun 2018.
Akhirnya, selamat menyambut Natal dan Tahun Baru bagi Saudara-saudara yang telah menikmati Keajaiban Tuhan selama ini, dan selamat menjadi KEAJAIBAN TERANG bagi DUNIA (Malam Tahun Baru) dan menyambut Tahun Baru dengan KEAJAIBAN KEMULIAANNYA (Tahun Baru) Semoga saat mengakhiri peringatan Natal ini, kita terus melanjutkan hidup dengan menjadi keajaiban bagi dunia. Tuhan memberkati!
» PDT. RIANI SUHARDJA
1 Comment
Mesak Tanawi
Desember 8, 2021 - 8:02 pmMakasih Firman Tuhan yang dahsyat sangat memberkati aku dalam melayani umat Tuhan di hari Natal ini