Apa bedanya kasihan dengan belas kasihan Tuhan?
Dua puluh tahun yang lalu waktu saya melayani di sebuah rumah singgah, seorang ibu berlari menemui saya, “Bu, ini buat ibu!” Saya membuka bungkusan yang lusuh itu dan sebuah sisir bekas kuno ada di tangan saya.
Saya tidak mengenal siapa ibu itu. Dia sudah lama rupanya tinggal di rumah singgah (sebut saya begitu) untuk orang-orang yang keluar dari Rumah Sakit Jiwa namun keluarga tidak bisa tinggal bersama mereka karena satu dan lain hal. Sisir itu memang tidak pernah saya pakai. Namun cintanya yang tulus, yang diberikannya kepada saya membuat saya belajar bagaimana memberikan cinta yang juga tulus kepada sesama.
Saat Tuhan berbelas kasihan kepada kita, Dia memberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita idam-idamkan. Dia tahu apa yang kita perlukan, Dia memenuhinya agar kita tahu bahwa Dia peduli serta mengerti keterbatasan dan kesulitan kita.
Dari seorang ibu yang terbatas dalam kesehatan jiwanya, saya melihat Tuhan bekerja memenuhi kebutuhan saya. Seorang ibu yang tidak menyayangkan miliknya, dan memberikannya kepada saya agar saya belajar juga untuk memberi dengan tulus dan sepenuh hati.
Dalam bacaan kita Tuhan berbelas kasihan kepada kita dengan mengeluarkan kita dari kegelapan menuju terang. Itulah hal utama yang rupanya sangat kita perlukan. Kita perlu keluar dari cara hidup yang menyeret kita ke dalam genangan dosa, agar secara ajaib kita dapat berjalan dalam kebenaran dan hidup.
Dia hari ini bertanya kepada saudara, maukah saudara menerima belas kasihan Allah itu dengan caraNya yang ajaib?
Ia sedang memberikan jalan agar kita keluar dari gelap menuju terangNya. Maukah kita
alami belas kasihanNya untuk diteruskan kepada sesama?
Bapa di Surga, kami mengharapkan kuasa belas kasihanMu menyapa hati kami sehingga kami juga dapat menyalurkan itu kepada sesama. Berkati, bekerjalah ya Bapa. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.
RJS
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.