… dan katakanlah kepadanya: Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut …. (Yes. 7:4)
Kata-kata tepat disampaikan pada situasi yang tepat, akan menjadi penolong yang menguatkan.
Kerajaan Yehuda diserang oleh kerajaan Aram dan Israel. Ahas, raja Yehuda menjadi gemetar ketakutan, karena merasa terancam kalah. Di tengah ketakutan itu, firman Tuhan datang kepada Yesaya untuk memberikan ketenangan kepada Ahas. Firman-Nya, “… teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut ….” Firman Tuhan diberikan kepada Ahas untuk menenangkan dan menguatkan hatinya, supaya dalam menghadapi serangan Aram dan Israel hatinya teguh, tidak kecut dan takut. Sebab, niat jahat raja Aram dan raja Israel akan gagal.
Setiap hari, ada banyak kata-kata yang kita ucapkan. Dalam percakapan dengan orang-orang yang kita jumpai maupun dalam percakapan dan tulisan melalui media sosial yang kita miliki. Ada banyak kata yang meneguhkan, menguatkan, menyenangkan, menghiburkan dan membawa sukacita saat mendengar dan/atau membacanya. Tetapi, tak jarang banyak juga kata-kata yang menyakitkan, menyinggung perasaan, membuat orang terluka saat mendengarnya. Setiap kata mempunyai dampak: bisa berdampak baik atau juga buruk. Kata-kata apa yang banyak kita ucapkan? Apakah kata-kata yang menyakitkan, yang tidak enak didengar, atau kata-kata yang meneguhkan dan menguatkan orang yang mendengar atau membacanya? (Pdt. Henni Herlina)
DOA:
Tuhan, tolong kami dalam berkata-kata agar dipenuhi hikmat-Mu, sehingga hanya kata-kata yang meneguhkan hati yang keluar dari mulut kami. Amin.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.