Kasih yang inklusif

Kasih yang inklusif

1 Komentar 209 Views

Hari ini kita menutup bulan budaya. Semua budaya yang kita sudah munculkan kembali muncul bersama. Semua sama. Semua adalah ‘God’s culture’, tidak ada yang lebih dan kurang. Sama persis seperti setiap orang di hadapan Tuhan, semua sama, setara dan semua dikasihi Allah. Tetapi benarkah pemikiran seperti ini selalu muncul dalam diri kita?

Dalam bacaan kita, Yesus menyinggung kebiasaan yang berlaku pada waktu itu ketika orang datang ke pesta. Tempat utamalah yang selalu menjadi pilihan. Pemikiran untuk menjadi yang terbaik, terhebat memang kadang sering menggoda manusia. Mungkin tujuan awalnya baik, yaitu ingin memberikan yang terbaik, tetapi ‘semangat bersaing’ kadang membelokkan motivasi awal yang baik menjadi tidak baik.

Semoga semangat yang muncul dalam bulan budaya adalah semangat ‘memberikan yang terbaik’ dan bukannya semangat bersaing agar selalu dianggap baik. Tentu yang tahu persis apa yang ada di dalam diri kita adalah diri kita sendiri. Mari kita letakkan diri kita di bawah terang FirmanNya. Jika semua sudah baik, mari kita syukuri dan tingkatkan. Jika ada hal yang perlu dikoreksi, jangan ragu juga untuk mengkoreksi.

Yesus mengajarkan kepada kita, bagaimana mewujudkan kasih yang inklusif. Kasih yang inklusif adalah kasih yang merangkul semua, memberi tempat bagi semua. Kasih yang inklusif tidak mementingkan diri tetapi memberi diri. Dalam kerangka berpikir semacam itulah, Yesus memberi nasihat agar kita memberikan tempat terhormat pada orang lain (sementara itu, kebanyakan orang berpikir untuk mendapatkan tempat itu buat dirinya). Tempat terhormat buat kita bukanlah duduk di tempat tertentu yang baik, melainkan ketika kita mampu memberikan kasih yang inklusif, merangkul semua dan mengasihi semua. Mari kita tutup bulan budaya dengan semangat ‘memberi diri’ seperti yang Yesus ajarkan.

[RDj]

1 Comment

  1. Ifer

    Ya syukur kepada Tuhan atas kasih yang inklusif itu, semoga tidak hanya anggota jemaat yang berinisiatif dan bertekad kuat melakukan kasih inklusif, tapi juga harus dimulai dari para pelayan gereja – bukan hanya wacana yang enak di khotbahkan. Tuhan Yesus memberi kekuatan kepada kita sekalian untuk memberlakukan kasih inklusif.
    IFS

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Khotbah Minggu
  • DIA ADA saat kita merespon
    Lukas 3:1-6
    Semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan (Lukas 3:6) Akhir-akhir ini orang semakin suka melihat tayangan singkat di...
  • DIA ADA Saat Kita Menanti
    Lukas 21:25-36
    Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu (Luk 21:36a). Akhir-akhir...
  • Rayakan Yesus
    Yohanes 18:33-37
    Hari raya Kristus Raja adalah perayaan yang ditetapkan oleh gereja Katolik Roma pada tahun 1925 oleh Paus Pius XI....