Bersyukurlah kepada TUHAN sebab Ia baik! Bahwasannya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. (Mzm. 107:1)
Gereja-gereja Protestan mengenal 31 Oktober sebagai Hari Reformasi. Dari sejarah Gereja, kita tahu, pada 31 Oktober 1517, Martin Luther, pelopor Reformasi, menulis kepada Uskup Agung Albrecht sebuah protes tentang penjualan surat indulgensi atau surat pengampunan dosa. Dalam protesnya itu, Luther menyertakan salinan yang kemudian dikenal sebagai 95 dalil Luther. Tulisan 95 dalil Luther segera diterjemahkan dari bahasa Latin ke bahasa Jerman, kemudian dicetak dan disebarkan ke seluruh Jerman dan wilayah lainnya di Eropa. Sejak itulah gejolak Reformasi berlangsung dalam kehidupan Gereja.
Protes Martin Luther soal penjualan surat pengampunan dosa sebenarnya berdasarkan pada pemahaman tentang hanya anugerah Allah yang menghapus dosa manusia dan yang menyelamatkan dunia. Sola gratia! Hanya anugerah! Itulah yang diserukan oleh Luther untuk mengingatkan bahwa manusia, juga Gereja, tidak mampu menghapus dosa dan menyelamatkan dunia. Manusia adalah subjek yang diselamatkan oleh Allah, dan Gereja adalah satu persekutuan dari umat yang telah ditebus dari dosa. Oleh karena anugerah kasih dan kebaikan Allah saja, manusia dan juga Gereja menikmati dan menghidupi keselamatan dari Allah. Kita semua adalah orang-orang yang dikumpulkan dan ditebus-Nya.
Jadi, seperti dinyatakan pemazmur 107:1, marilah kita bersyukur selalu kepada TUHAN, sebab Ia baik! Karena kasih setia-Nya, kita hidup memperoleh keselamatan dan kehidupan kekal bersama-Nya. [Pdt. Norita Yudiet Tompah]
DOA:
Aku mau selalu bersyukur, ya Allah, atas anugerah keselamatan yang telah Engkau limpahkan bagi hidup kami di dalam Kristus Yesus. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 107:1-7, 33-37; Yos. 2:15-24; Mat. 23:13-28
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.