Sudah menjadi kebiasaan di kalangan umat Yahudi, jika seseorang mau belajar tentang keagamaan, maka ia yang menentukan Rabbi yang akan mengajarnya. Hal ini pun dipahami dengan baik oleh Yesus, namun Ia justru melakukan yang sebaliknya. Pemilihan dan pemanggilan para murid adalah anugerah dari Tuhan, karena itu Yesus sendirilah yang menentukan para murid-Nya dan ini berlaku juga untuk semua orang.
Para Nelayan mendapat kesempatan untuk dipilih dan dipanggil oleh Yesus, bukan karena mereka adalah orang-orang yang terampil, cekatan, pekerja keras dan tahan menghadapi tantangan serta mau mengorbankan kesenangannya untuk sesuatu yang lebih berharga, melainkan karena memang Yesus yang menentukan pilihan-Nya, mulai dari masyarakat yang berstatus sosial terendah. Pemilihan Yesus bukan berdasarkan prasayarat manusiawi, melainkan berdasarkan pada Rencana Allah yang merupakan anugerah bagi orang yang dipilih atau dipanggil untuk mengikuti-Nya.
Oleh karena itu, jika ada penyataan Allah dalam kehidupan kita yang memanggil kita untuk mengikuti Dia, maka bersegeralah mengambil keputusan, sebab Ia memanggil bukan karena kemampuan kita melainkan karena Anugerah. Ia lah yang memampukan kita, kita hanya perlu menjawab ya dan amen untuk panggilan-Nya dalam kehidupan kita.
Markus sengaja menyandingkan panggilan para murid dengan pemberitaan kabar kesukaan, agar para pengikut Kristus menyadari bahwa inti dari pemanggilan itu tidak lain adalah pengutusan untuk melanjutkan kabar baik itu bagi semua orang. Karena itu syarat utamanya adalah “bertobat” dan “percayalah”.
Pertobatan tidak ada kaitannya dengan hukuman, pertobatan (metanoia) berarti mengubah pikiran dan cara hidup yang selama ini hidup tanpa Allah, sekarang senantiasa menghadirkan Tuhan dan percaya pada pemberitaan kabar kesukaan (Injil)
TT
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.