Mengapakah aku keluar dari kandungan, untuk melihat kesusahan dan kedukaan, sehingga hari-hariku berakhir dalam rasa malu? (Yeremia 20:18)
Pernahkah saudara mengalami putus asa? Sampai-sampai saudara mempertanyakan tentang hidup dan ketidakadilan Tuhan. Pernahkah saudara mengeluh dengan situasi yang sedang saudara hadapi?
Itulah gambaran yang dialami Nabi Yeremia dalam nas kita hari ini. Yeremia mengalami pergumulan yang tidak mudah dalam menjalankan perannya sebagai nabi Tuhan. Ia mengalami penolakan berkali-kali bahkan diancam dengan kekerasan bila ia masih terus berbicara menyampaikan kebenaran firman Allah dengan setia. Bahkan masalah bertambah karena Yeremia merasa Allah bungkam saat ia mengadu kepada- Nya akan tekanan tersebut. Yeremia mengakui bahwa ia tak kuasa menolak panggilan Tuhan. Dalam batinnya ada situasi serba salah. Ia ingin meninggalkan pelayanan, hati nuraninya menderita (ayat 5). Setia terus melayani, ancaman dan tekanan harus ia tanggung. Dalam situasi itu, nas hari ini memperlihatkan bagaimana Yeremia berkeluh kesah. Namun, di tengah pergumulan hidup yang berat, Yeremia melihat bahwa Tuhan sebenarnya tetap ada menyertainya (ayat 11-13).
Kisah ini mengajarkan kita bahwa dalam setiap pergumulan hidup kita tidak boleh putus asa. Meskipun berat, bukalah dialog dengan Tuhan. Kita mengeluh kepada Tuhan dengan beban yang kita sedang hadapi. Dalam dialog dengan Tuhan, kita percaya Ia akan memberikan kekuatan untuk kita menghadapinya (lih. Filipi 4:13). Jangan putus asa, Tuhan ada bersama kita. [Pdt. Agus Gunawan]
REFLEKSI:
Tuhan bersedia mendengarkan semua beban berat dan pergumulan kita. Tuhan memberi kelegaan, kekuatan. Tuhan setia menemani kita.
Ayat Pendukung: Yer. 20:14-18; Mzm. 62:5-12; Luk. 10:13-16
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.