Berkali-kali Aku ingin mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. (Mat. 23:37)
Meskipun alam demokrasi semakin terbuka, tak sedikit pejabat yang bersikap resisten terhadap kritik, padahal dalam demokrasi kritik merupakan manifestasi daulat rakyat. Sesungguhnya rakyatlah yang memberi kuasa kepada pemerintah. Sasaran kritik adalah realitas sosial politik manusia yang diharapkan dapat menjadi lebih baik lagi dan di dalamnya ada pihak yang bertanggung jawab karena tidak melakukan hal yang seharusnya. Setiap kebijakan publik yang direncanakan secara kurang matang, maladministrasi dan korupsi terselubung, wajib dikritik. Demikian dituliskan oleh Pdt. Yonky Karman dalam opininya di harian Kompas, 11 April 2022.
Kebenaran dan kebaikan tidak pernah dapat dibungkam. Kritik demi perubahan hidup menuju kebaikan seharusnya diterima dengan lapang dada. Kekerasan yang dilakukan terhadap orang-orang yang sedang melakukan pembaruan tatanan nilai hidup adalah tindakan kejahatan yang serius. Bagi Tuhan Yesus tindakan kekerasan semacam itu akan menimbulkan celaka bagi si penolak kritik. Mengapa? Karena mereka sedang menolak bentukan-bentukan baik bagi hidup mereka yang keliru dan jahat.
Ada saatnya orang lain mengkritik diri kita. Pada saat itu terjadi, bersyukurlah, karena ada kepedulian dari orang itu bagi kita. Jangan buru-buru menolak dan membenci orang-orang yang menyatakan kepedulian dalam bentuk kritik, apalagi terhadap kritik Tuhan Yesus untuk diri kita. Terimalah dengan serius dan gembira. [Pdt. Essy Eisen]
REFLEKSI:
Apakah aku bersedia menerima kritik demi perubahan baik bagi hidupku?
Ayat Pendukung: Pkh. 1:1-18; Mzm. 1; Mat. 23:29-39
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.