Jawab ayahnya: “Adikmu telah datang dengan tipu daya dan telah merampas berkat yang untukmu itu.” (Kej. 27:35)
“Kok tega ya, seorang kakak melukai adiknya sendiri?” “Kok tega ya, uang bencana alam dikorupsi?” demikian komentar kita saat mendengar atau melihat kejahatan yang orang perbuat demi kepentingannya sendiri.
Kisah Yakub dan Esau penuh intrik dan dramatis. Setidaknya ada dua pertikaian yang terjadi di antara keduanya. Pertama, ketika Yakub dengan licik meminta hak kesulungan Esau dan menukarnya hanya dengan roti dan semangkuk kacang merah. Kedua, ketika Esau dipanggil Ishak dan akan diberkati sebagai anak sulung, sebelum Ishak mati. Namun, Yakub dengan bantuan ibunya, Ribka mendahului semua permintaan Ishak kepada Esau sehingga Yakublah yang diberkati Ishak, bukan Esau. Dua kali Yakub mendapatkan keinginannya dengan cara curang; dengan tipu daya. Akan tetapi, akibat dari perbuatannya itu, Yakub harus pergi jauh dari rumahnya dan hidup dalam pelarian agar tidak dibunuh oleh Esau.
Harta, jabatan, dan banyak hal lain di dunia ini bisa membuat kita tergoda dan lupa diri, sehingga kita tidak lagi memakai akal sehat untuk memperolehnya. Sesungguhnya, setiap orang diberkati oleh Tuhan; berkat Tuhan tersedia bagi semua orang sehingga semestinya tidak ada yang berebut dan berbuat curang untuk mendapat berkat. Raih dan nikmatilah berkat Tuhan dengan cara-cara yang Tuhan perkenan. Jauhkan diri dari perbuatan jahat, tipu daya dan kecurangan, sebab hanya akan mendatangkan celaka. [Pdt. Yosafat Simatupang]
REFLEKSI:
Jauhkanlah diri dari cara-cara curang, sebab hanya akan membawa kesenangan sesaat, tetapi bencana yang berkepanjangan.
Ayat Pendukung: Mzm. 40:1-11; Kej. 27:30-38; Kis. 1:1-5
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.