Yesus menceritakan kisah tentang orang kaya dan Lazarus. Perbedaan hidup mereka sangat mencolok: orang kaya berpakaian mewah dan setiap hari bersukaria, sementara Lazarus miskin, sakit, dan terbaring di depan pintu rumahnya. Yang tragis # orang kaya itu melihat Lazarus setiap hari, namun tidak pernah berbuat apa-apa.
Dalam hidup, Yesus ingin menegaskan bahwa kekayaan bukan sekadar hak untuk dinikmati, melainkan kesempatan untuk berbagi. Orang kaya itu tidak dihukum karena kekayaannya, tetapi karena hatinya tertutup terhadap penderitaan sesamanya. Kekayaannya tidak pernah dipakai untuk mengangkat hidup orang lain.
Perumpamaan ini mengingatkan kita bahwa harta adalah titipan Allah, dan bersama titipan itu datang pula tanggung jawab. Kekayaan yang sejati bukan terletak pada banyaknya yang kita miliki, tetapi pada kebaikan hati dalam menggunakannya untuk menolong, memelihara, dan menghidupkan sesama.
Minggu ini kita diajak bertanya: apakah kita memakai berkat yang Tuhan titipkan hanya untuk diri sendiri, atau sudahkah kita menjadikannya sarana untuk menghadirkan kasih Allah bagi orang di sekitar kita? (ASC)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.