Biarlah semuanya memuji-muji TUHAN, sebab hanya nama-Nya saja yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit. (Mzm. 148:13)
Rabindranath Tagore (1861-1941) adalah seorang penyair dan filsuf dari India. Dia adalah orang Asia pertama yang mendapatkan Piala Nobel di bidang sastra. Salah satu syair yang ia gubah berjudul “Silence My Soul.” Begini syairnya: Silence my soul, these trees are prayers. I asked the tree, “Tell me about God”; then it blossomed (Tenanglah jiwaku, pohon- pohon ini berdoa. Aku bertanya kepada pohon: “Ceritakan tentang Allah”; lalu pohon itu berbunga).
Matahari, bulan, bintang, langit, air, ular naga, api, hujan es, salju, kabut, angin badai, gunung, pohon buah-buahan dan pohon kayu, binatang-binatang di air dan darat, burung- burung, semuanya memuji nama Tuhan! Pujian bagi nama Tuhan bukan hanya dinaikkan oleh manusia. Alam semesta pun bersorak-sorai dan memuji Tuhan melalui sebuah siklus kehidupan yang terus berjalan, lewat deru angin dan badai, lewat tetesan air hujan, lewat bunga-bunga yang bermekaran dan burung-burung yang berkicauan. Alam semesta ini menceritakan tentang kemuliaan dan kebesaran kuasa Tuhan.
Sebagai manusia yang diciptakan serupa dan segambar dengan Allah, maka manusia memiliki hikmat untuk berpikir dan merenungkan karya kasih Allah. Seharusnya, ada banyak yang dapat manusia lakukan untuk memuliakan nama-Nya. Kita memuji Tuhan bersama alam semesta ini, domba-domba dan sapi yang mendekat ke palungan, serta burung yang berkicau. (Pdt. Novita Sutanto)
DOA:
Tuhan, terpujilah nama-Mu dan mulia di alam semesta ini. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 148; Kis. 7:59—8:8
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.