“Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.” (Mat. 23:3)
Alkisah pada masa dinasti Han, hidup seorang gubernur provinsi yang sangat terkenal dengan keluhuran karakternya, Yang Zhen. Suatu hari, Wang Mi, seorang rekan politikus, mengunjunginya secara tiba-tiba dan mempersembahkan piala emas yang besar kepadanya. Yang Zhen pun menolaknya. Wang Mi bersikeras, “Saat ini, selain kita berdua, tidak ada orang lain sehingga tidak ada seorang pun yang akan tahu.” Yang Zhen menjawab, “Anda berkata bahwa tidak ada seorang pun yang akan tahu. Namun, itu tidak benar! Surga akan tahu, Anda dan saya juga akan tahu.” Mendengar jawaban Yang Zhen ini, Wang Mi merasa sangat malu dan bergegas pulang.
Integritas —kesesuaian antara kata dan tindakan— adalah salah satu sifat yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang, khususnya pemimpin. Yesus mengecam para pemimpin agama pada zaman-Nya yang tidak memiliki integritas. Para pemimpin agama itu malah menjadi contoh negatif karena mereka hanya suka mengajarkan dan memperdebatkan hukum-hukum, tetapi tidak melakukannya. Dengan demikian, pengajaran mereka menjadi kosong dan tidak bermakna.
Hidup berintegritas memang tidak mudah, apalagi melakukannya secara konsisten, baik saat terlihat orang lain maupun tidak. Kita perlu membangunnya dengan disiplin diri yang tinggi, mempertanggungjawabkan perkataan kita agar sejalan dengan perbuatan kita. Dengan demikian, kita bisa menjadi orang yang layak dipercaya oleh orang lain. [Ibu Yessy Sutama]
REFLEKSI:
Berkata-kata memang mudah, yang sulit adalah melakukannya.
Ayat Pendukung: Yos. 3:7-17; Mzm. 107:1-7, 33-37; 1Tes. 2:9-13; Mat. 23:1-12
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.