Kesempatan melayani adalah anugerah Allah. Sebab siapakah kita? Orang berdosa yang dipercaya untuk melayani. Sudah selayaknya kita menjaga marwah pelayanan dengan melakukan tugas yang dipercayakan sebaik mungkin. Fokus kita adalah memuliakan Allah yang begitu mempercayai kita.
Bagaimana kenyataannya? Justru ketika Tuhan Yesus memberitakan perendahan diri-Nya di kayu salib untuk menyelamatkan manusia (Markus 9:31), murid-murid malah mempertengkarkan ‘siapa yang terbesar’ di antara mereka (Markus 9:34). Itulah kemanusiawian kita yang cenderung membesarkan dan meninggikan diri, alih-alih merendahkan diri dan memuliakan Allah. Persis yang digambarkan dalam surat Yakobus, kita seringkali bertengkar, karena kita mementingkan ego dan hawa nafsu kita, ketimbang menyembah dan memuliakan Allah (Yakobus 4:1-2).
Di sinilah, tema kita hari ini lalu menjadi menarik. Melalui tema ini kita diajak untuk melihat pelayanan itu sebagai panggilan untuk melayani dan memuliakan Allah, bukan membesarkan diri dan memuliakan diri sendiri. Seperti nasihat dalam surat Yakobus, kita diajak untuk selalu mendekat kepada Allah (Yakobus 4:8) agar kita dapat melawan segala hawa nafsu yang berjuang di dalam diri kita.
Mari kita semua yang dipanggil masuk ke dalam pelayanan, kita berikrar bersama Yohanes Pembaptis: “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” (RDJ)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.