Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya. (Kej. 40:23)
“Terima kasih” adalah dua kata yang sederhana, tetapi mengandung arti yang besar. Terima kasih menunjukkan syukur kepada sesama dan juga kepada Tuhan yang menolong kita melalui orang-orang di sekitar kita. Selain mengucapkan “terima kasih,” hal lain yang bisa dilakukan ialah tidak melupakan orang yang berbuat baik pada kita; kita menyatakan terima kasih dengan mengingat kebaikannya dan memberinya bantuan yang kita mampu, ketika ia juga butuh bantuan.
Inilah juga yang diharapkan Yusuf dari juru minuman raja yang telah ditolongnya. Yusuf meminta juru minuman raja itu mengingatnya; menolong Yusuf ketika keadaannya telah baik. Yusuf berkata, “Ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik …” (Kej. 40:14). Permintaan itu diungkapkan Yusuf dengan harapan juru minuman raja itu akan menolongnya untuk bebas dari kasusnya sebagai ungkapan terima kasih atas bantuan yang sudah diterimanya dari Yusuf. Tetapi, juru minuman yang sudah kembali melayani raja itu melupakan Yusuf. Ia tak ingat kepada Yusuf dan bantuan yang sudah diterimanya dari Yusuf. Ia tidak ingat untuk mengucapkan terima kasih pada Yusuf.
Melupakan orang yang berbuat baik kepada kita merupakan sikap tidak tahu berterima kasih. Bukan saja kepada sesama, tetapi juga kepada Tuhan. Sebab, bukankah Tuhan menolong kita melalui orang-orang di sekitar kita? Jangan melupakan kebaikan yang sudah diterima, melainkan berterima kasihlah! [Pdt. Eko Priliadona Susetyo]
DOA:
Terima kasih Tuhan atas kebaikan-Mu melalui setiap orang di sekitar kami.
Ayat Pendukung: Mzm. 28; Kej. 40:1-23; Mat. 8:23-27
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.