Sesudah itu dibacakannyalah segala perkataan hukum Taurat, berkatnya dan kutuknya, sesuai dengan segala apa yang tertulis dalam kitab hukum. (Yos. 8:34)
Saat di Amsterdam, violis terkenal Fritz Kreisler melihat toko musik yang memajang beberapa biola. Sekadar iseng, Kreisler masuk dan memperlihatkan biola Guarneri-nya kepada pemilik toko. Ia ingin mengetahui bagaimana sang pemilik toko menawar biolanya yang sangat berharga itu. Setelah melihat biola itu, sang pemilik toko pun pergi sebentar. Sesaat kemudian, ia kembali bersama petugas polisi dan berkata, “Tangkap pria ini. Dia telah mencuri biola Fritz Kreisler.” Sayangnya, Kreisler sedang tidak membawa kartu identitas dirinya. Untuk membuktikan diri, ia pun bermain biola. Pemilik toko mendengarkannya dan akhirnya berkata, “Tidak ada seorang pun yang bisa memainkan biola seindah ini kecuali Kreisler sendiri.”
Identitas sebagai ciri-ciri yang melekat dalam diri kita akan membedakan kita dengan orang lain. Israel pun tidak bisa dilepaskan dari identitasnya sebagai umat Allah. Namun, identitas itu tidak hanya dicirikan dari hal-hal lahiriah, seperti tanah perjanjian, tetapi dari hubungan mereka dengan Allah. Yosua mengajak Israel untuk mengukuhkan identitas mereka itu dengan perilaku yang taat kepada hukum-hukum Allah.
Sebagai umat Allah masa kini pun, kita mungkin sering mencirikan hidup kekristenan kita dengan simbol-simbol tertentu, entah itu gedung gereja atau bentuk ibadah. Namun, simbol- simbol fisik itu hanya bisa bermakna bila diiringi dengan perilaku ketaatan kita kepada Allah. Itulah yang akan mengukuhkan identitas kita sebagai umat Allah di tengah dunia ini. [Ibu Yessy Sutama]
REFLEKSI:
Identitas sejati umat Allah bukanlah secara fisik, melainkan spiritual.
Ayat Pendukung: Mzm. 78:1-7; Yos. 8:30-35; Why. 9:13-21
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.