Lalu berseru dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (Lukas 1:42-43)
Elisabet, istri Zakharia menyebut Maria sebagai “Ibu Tuhan” (meter tou Kuriou). Allah adalah kekal, tidak memiliki ibu atau ayah. Namun, sebutan “Ibu Tuhan” bagi Maria diberikan karena ia diizinkan mengandung dari Roh Kudus. Maria mengandung Kristus yang adalah Sang Firman Allah untuk menjadi manusia.
Kedudukan dan peran Maria sangatlah istimewa. la diberkati melampaui semua perempuan. Di dalam dan melalui Maria, Sang Firman Allah menjadi daging. Karena itu kodrat kemanusiaan atau kebertubuhan Yesus berasal dari Maria. Sosok Maria adalah manusia yang berdosa dan terbatas, tetapi karena ia diizinkan mengandung Sang Kristus, Maria dijadikan Allah sebagai perempuan yang istimewa. Lebih daripada itu Maria diizinkan Allah menjadi “finitum capax infiniti” (yang terbatas mengandung yang tak terbatas).
Melalui Kristus kita mengenal diri Allah yang tak terbatas. Karena itu, inkarnasi Kristus tidak dapat dilepaskan dari peranan Maria. la adalah ibu setiap orang percaya. Sikap iman dan kasih Maria menjadi teladan bagi umat tentang bagaimana seharusnya percaya kepada Allah. Meskipun dijadikan sebagai “Ibu Tuhan”, Maria tidak memegahkan diri. la menempatkan dirinya sebagai seorang hamba. Pujian dan penghormatan kepada Maria tidak dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian umat dari Kristus selaku pengantara antara Allah dan manusia (1Tim. 2:5). Namun, semakin kita mengasihi Kristus, maka kita akan semakin mengasihi Maria. [Pdt. Yohanes Bambang Mulyono]
DOA:
Terpujilah Engkau, ya Allah. Sebab melalui Maria, Sang Firman Allah berinkarnasi menjadi manusia. Mampukan kami beriman seperti Maria. Amin.
Ayat Pendukung: Mi. 5:2-5a; Mzm. 80:1-7; Ibr. 10:5-10; Luk. 1:39-45, (46-55)
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.