Hospitalitas atau hospitality secara sederhana diartikan keramah-tamahan. Tak bisa dipungkiri, kita Lebih hospitabel kepada sahabat, orang yang kita kenal daripada orang asing(strangers) atau musuh.
Alkitab mengingatkan kita untuk menyambut orang asing dengan tangan terbuka. Yesus bahkan mengindentifikasi diri-Nya dengan orang asing. “Ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi aku tumpangan.(Matius25:43a).
Pesan Hospitalitas menjadi simalakama bagi kita. Ramah kepada orang tak di kenal dapat menuai berkat atau tertimpah malapetaka. Pengalaman memberi pengertian bahwa orang asing dapat menjadi malaikat atau musuh. Pilihan yang sulit, tidaklah membuat gereja(orang-orang percaya) menjadi asosial dan mengabaikan nilai-nilai hospitalitas dalam kehidupan. Tentu pesan hospitalitas yang menjadi seruan Firman Tuhan, tetap dilakukan secara selektif.
Kisah Abraham menjamu tiga tamu asing: ramah tamah dan hangat tak disangka menjamu Tuhan. Persoalannya, Gereja bukan saja hospitabel kepada orang asing tetapi bagaimana memandang orang asing melalui mata Tuhan dan mencari Tuhan dalam diri setiap orang asing. Memang tidak gampang. Tetapi tatkala Gereja (orang percaya) berkomitmen melakukan Firman Tuhan maka ada Tuhan yang siap mengarah dan menuntun kita untuk bertemu dengan-Nya dalam setiap ciptaan-Nya.
LS
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.