Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar … Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut … Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria …. (Mat. 1:3, 5, 6)
Silsilah nenek moyang Yesus, sebagaimana disampaikan dalam Injil Matius, sangatlah menarik. Dalam silsilah tersebut, empat kali Matius menyebutkan tidak hanya nama seseorang, tetapi juga nama istri mereka. Lebih menarik lagi karena nama keempat orang perempuan yang disebutkan Matius semuanya adalah perempuan yang di mata masyarakat Yahudi membawa aib. Mereka adalah Tamar, Rahab, Rut, dan Batsyeba (istri Uria). Para perempuan ini tidak bisa digolongkan sebagai orang-orang yang kudus, jika dinilai dari kategori yang ditetapkan para pemimpin agama bangsa Yahudi.
Melalui penuturan silsilah diri Yesus seperti itu, Matius ingin menunjukkan bahwa kelahiran Yesus di dunia merupakan bukti nyata bahwa Tuhan yang kita sembah adalah: (1) Tuhan yang bersedia mengenakan kehinaan dunia untuk menjadi tubuh Ilahi-Nya. (2) Tuhan yang bersedia merangkul mereka yang hina, tersingkir, dan dianggap berdosa. (3) Tuhan yang tolok ukur utama bagi tindakan-Nya bukanlah kekudusan, melainkan kemurahan hati.
Kita pun diharapkan meneladani apa yang sudah didemonstrasikan oleh Tuhan. Kita perlu melatih diri dalam empati. Tantangan terbesarnya adalah kita sering kali lamban untuk mendengar, tetapi cepat berkata-kata bahkan menghakimi orang lain. Kita juga perlu mengembangkan kemampuan untuk menjadikan diri kita rentan, agar kita bisa membuka tangan lebar-lebar dan merangkul orang lain tanpa syarat. [Pdt. Paulus Sugeng Widjaja, MAPS, Ph.D.]
DOA:
Ya Tuhan Sang Pemurah, mampukan kami untuk memiliki empati pada mereka yang lemah sebagaimana Engkau ajarkan. Amin.
Ayat Pendukung: 1Sam. 2:1-10; Kej. 37:2-11; Mat. 1:1-17
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.