Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan. (Yak. 3:13)
Di kampung kami, ada seorang mantan kepala desa yang sangat disegani. Namanya Pak Firman. Beliau seorang yang murah hati, lemah lembut, taat beribadah dan setia. Tutur katanya bijaksana. Ia menghindari keributan. Apabila ada stafnya yang melakukan kesalahan, ia tidak marah. Sebaliknya, ia dengan sabar mengajari stafnya agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Pak Firman telah menjadi contoh bagaimana hidup yang baik dan bijaksana dipraktikkan dalam keseharian.
Rasul Yakobus juga menasihati murid-murid Tuhan agar memiliki cara hidup yang baik di tengah dunia. Adalah sia-sia kita mengaku beriman, tetapi cara kita hidup jauh dari Tuhan; sia-sia kita mengaku Yesus sebagai Tuhan, bila kita masih iri hati, memendam dengki dan suka memegahkan diri. Setiap pengikut Yesus sepatutnya mempunyai cara hidup yang baik, sebab mereka telah dikuduskan dan disucikan oleh darah Yesus.
Kisah hidup Pak Firman dan nasihat Rasul Yakobus mengingatkan kita semua akan panggilan dan peran kita di tengah dunia. Kita ada di dunia bukan untuk menjadi sama dengan dunia, melainkan untuk membawa terang melalui tutur kata dan perbuatan kita agar dunia yang tidak mengenal Tuhan dapat mengenal dan mengalami kasih Tuhan. Maka, penting sekali bagi kita untuk mempraktikkan cara hidup yang baik, yakni hidup dalam damai, penurut, rendah hati, tidak memegahkan diri, penuh belas kasih, tidak memihak dan adil. Inilah hikmat dari Allah. [Pdt. Eko Priliadona Susetyo]
REFLEKSI:
Melalui perbuatan baik, kita bersaksi kepada dunia bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.
Ayat Pendukung: Mzm. 65:8-13; Kej. 30:25-36; Yak. 3:13-18
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.