Hidup Yang Tidak Sia-Sia

Pengkhotbah 4:9-16

Belum ada komentar 141 Views

Lebih baik seorang muda miskin tetapi berhikmat dari pada seorang raja tua tetapi bodoh, yang tidak mau diberi peringatan lagi. (Pkh. 4:13)

Jika membaca kitab Pengkhotbah secara sekilas, orang akan menganggap bahwa kitab ini adalah kitab yang pesimistik. Pandangannya begitu murung terhadap kehidupan di dunia ini, sebab semuanya sia-sia. Namun, benarkah demikian? Apakah ada hidup yang tidak sia-sia? Tentu! Ada hidup yang tidak sia-sia.

Di bawah kolong langit ini, masih ada hidup yang bermakna. Kita mulai menangkap pesan tersebut dari perbandingan yang dibuat oleh Pengkhotbah. Kalau semua sia-sia, untuk apa ia membuat perbandingan? Perbandingan itu dilakukan untuk mendapatkan yang lebih ideal. “Lebih baik seorang muda miskin tetapi berhikmat dari pada seorang raja tua tetapi bodoh.” Maka, berhikmat lebih baik dari pada bodoh. Lebih jauh lagi, bagaimana agar orang menjadi berhikmat? Ia tidak boleh terpaku pada apa yang ada di bawah langit. Ia harus menatap ke atas langit, ke Tuhan. Dengan mengandalkan Tuhan sebagai pemberi hikmat dan tuntunan, hidup yang dijalani di bawah matahari tidak menjadi sia-sia, tetapi menjadi bermakna.

Pengkhotbah mengajarkan kita untuk tidak melekat pada dunia yang fana ini, tetapi melekat kepada Tuhan yang kekal. Hidup di dunia ini memang sementara, tetapi bukan kesia- siaan, asalkan kita bersandar pada (hikmat) Tuhan. Hikmat-Nya memberikan tuntunan mengenai misi penting yang mesti kita kerjakan dalam kesementaraan waktu. Menyatakan kasih-Nya bagi semua ciptaan-Nya, niscaya tidak sia-sia! [Pdt. Hariman A. Pattianakotta]

REFLEKSI:
Hidup sia-sia adalah kalau kita tidak mengenal isi hati Tuhan, dan tidak melakukan misi kasih-Nya dalam kehidupan.

Ayat Pendukung: Mzm. 128; Pkh. 4:9-16; Yak. 5:1-6
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Renungan Harian
  • Dimurnikan Oleh Murka Suci Allah
    Yehezkiel 22:17-31
    Aku akan mengumpulkan kamu dan menyemburkan api kemurkaan-Ku kepadamu, sehingga kamu dilebur di dalamnya. (Yehezkiel 22:21) Dalam pabrik peleburan,...
  • Terpujilah Nama Tuhan
    Mazmur 113
    Dari terbitnya sampai terbenamnya matahari terpujilah nama TUHAN. (Mazmur 113:3) Mentari pagi baru saja menyapa bumi. Di sebuah rumah...
  • Menemukan Allah Di Tengah Badai Hidup
    Ayub 40:1-9; 42:1-6
    Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. (Ayub 42:5) Seorang seniman...
  • Belas Kasihan Allah Kepada Yang Bertobat
    Yunus 3:1-10
    Ketika Allah melihat apa yang mereka lakukan, bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, menyesallah Allah…. (Yunus 3:10)...
  • Nasihat Tuhan Menuntun Kita
    Mazmur 73
    Engkau menuntun aku dengan nasihat-Mu, hingga akhirnya Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan. (Mazmur 73:24) Putri merasa terpuruk. Pekerjaannya...