Kematian selain menghadirkan kesedihan seringkali juga menghancurkan kehidupan. Ada banyak rencana bisa gagal, ada banyak harapan jadi pupus, karena orang yang kita kasihi di jemput oleh kematian. Apalagi bila secara ekonomi maupun mental, kita cukup bergantung pada orang yang meninggal. Itulah yang dialami oleh Maria dan Marta. Mereka sangat sedih dengan terjadinya peristiwa kematian Lazarus. Hidup mereka hancur.
Karena itu, tindakan Yesus yang membangkitkan Lazarus, bukan hanya menjadi simbol kebangkitan orang mati di masa depan, namun sekaligus juga menjadi simbol pemulihan kehidupan. Hidup yang hancur dipulihkan, harapan yang hilang dikembalikan, semangat yang runtuh dikuatkan dan tentu saja, kesedihan diubah menjadi kegembiraan.
Kembali sebuah teladan Yesus berikan melalui hidup dan tindakan-Nya. Ia hadir untuk memulihkan kehidupan bukan untuk menghancurkannya. Bahkan melalui kematian-Nya, Ia memulihkan kehidupan kita semua. Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kata-kata kita dan tindakan kita memulihkan kehidupan sesama atau malahan menghancurkannya?
Mari kembali belajar menjaga kata dan laku, agar hidup kita menjadi berkat bagi sesama. Mari belajar untuk memulihkan kehidupan dan bukan menghancurkannya. Ada banyak orang di sekitar kita yang hidupnya sudah hancur. Bahkan mungkin itu juga orang-orang terdekat kita, keluarga kita, pasangan hidup kita, anak-anak kita.
Berikanlah hidupmu, hadirlah untuk mereka dan pulihkan kehidupan mereka!
RDj
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.