Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara berdiam bersama dengan rukun! (Mazmur 133:1)
Sebuah keluarga yang rukun akan memiliki kehidupan yang lebih berbahagia. Sebuah kampung akan maju karena orang-orang yang kompak dan mau berkolaborasi mengelola Badan Usaha Milik Desa. Sebuah kampus dapat berkembang pesat karena pemimpinnya berpikiran maju dan adanya hubungan yang sangat solid di dalamnya.
Dalam nyanyian ziarah yang didendangkan, Daud memperlihatkan indahnya kehidupan yang rukun. Hidup rukun berarti hidup dalam harmoni. Mereka yang hidup rukun akan saling menerima dan menghormati dalam perbedaan. Mereka dapat bekerja sama meskipun berbeda. Perbedaan tidak dijadikan sebagai penghalang, justru dilihat sebagai kekuatan. Jika hal ini disadari dan diterapkan dalam kehidupan maka hasil yang didapat adalah hidup yang berlimpah berkat. Daud berkata, “Ke sanalah TUHAN melimpahkan berkat.” Bukan hanya berkat rohani, tetapi juga berkat jasmani. Mengapa? Sebab dalam situasi yang rukun, orang dapat bekerja dengan penuh semangat. Mereka juga akan memiliki kehidupan yang indah dan utuh.
Hidup yang berlimpah berkat dan penuh makna tentu menjadi dambaan kita. Salah satu rumus pentingnya adalah hidup rukun. Jika dalam keluarga, kampus, gereja, dan masyarakat kita bisa saling menerima, menghargai, dan bekerja sama dengan kompak maka berkat-berkat Tuhan akan kita nikmati. Bukan hanya berkat jasmani, tetapi juga berkat rohani; bukan hanya secara personal, tetapi juga komunal. Hidup menjadi indah bila kita rukun. [Pdt. Hariman A. Pattianakotta]
REFLEKSI:
Kerukunan bukan hanya indah untuk dilihat. Hidup yang rukun akan membawa kita masuk ke dalam limpahan nikmat berkat Tuhan.
Ayat Pendukung: 2 Sam. 1:4-27; Mzm. 133; Kis. 11:27-30
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.