Ada sebuah artikel menarik yang menggambarkan tentang kasih karunia demikian: jika anak Anda mengalami kecelakaan (ditabrak) dan kemudian meninggal dunia, maka akan ada beberapa reaksi seperti ini:
- Memanggil orang yang menabrak dan langsung menjadi hakim sendiri dengan membunuhnya. Ini dinamakan balas dendam.
- Atau memberikan si pembunuh tersebut kepada hukum, kepada otoritas setempat dengan melaporkan pada polisi dan membiarkan dia diadili dan masuk penjara. Ini namanya keadilan.
- Atau yang lain lagi melakukan sesuatu yang tidak biasa dilakukan yaitu mengampuni si pembunuh, kemudian mengadopsinya untuk menggantikan posisi anak Anda, lalu memberikan semua tempat dan harta anak Anda kepada dia. Ini yang dinamakan kasih karunia.
Kasih karunia adalah sesuatu yang kita terima, meskipun kita sebenarnya tidak layak menerimanya. Ia bukan hanya mengampuni tetapi juga memberi kesempatan pada kita memiliki hubungan damai dengan-Nya. Ini yang Tuhan lakukan pada kita setiap harinya. Seperti gambaran di atas, Tuhan telah menghapus semua dosa-dosa kita dan mengangkat status kita sejajar dengan Yesus. Dia rela mati supaya kita bisa terbebaskan dari hidup menurut hukum Taurat. Karena hukum membuat mata kita terfokus pada kegagalan kita. Tapi kasih karunia membuat mata kita terfokus pada kasih Tuhan.
Hukum memberi kita gambaran tentang hidup yang benar. Tapi kasih karunia memberi kita kekuatan untuk hidup benar sesuai dengan Firman Tuhan. Kasih Karunia adalah ruang lingkup tempat kita berdiri. Kita harus tinggal di mana kasih karunia itu berada. Jangan bertanya, kita harus berada di mana ? Kita wajib berdiri di dalam kasih karunia. (Roma 5:2).
(TT)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.